Banjarbaru (ANTARA) - Peneliti Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berhasil menciptakan aneka produk pangan inovatif berbahan tanaman kelakai yang keberadaannya melimpah di hutan rawa gambut.
"Kami melakukan riset dan pengembangan produk-produk pangan fungsional berbasis kelakai, antara lain teh, sirup, biskuit, dodol, dan keripik," kata Ketua Tim Peneliti ULM Prof Dr Ir Yudi Firmanul Arifin di Banjarbaru, Sabtu.
Dia menungkapkan riset dan uji laboratorium telah menunjukkan kelakai mampu meningkatkan hemoglobin. Tidak hanya kandungan mineral (khususnya zat besi atau Fe) yang tinggi, daun dan batang kelakai juga kaya kandungan vitamin A dan C serta senyawa fitokimia lainya yang membuat kelakai bisa kaya manfaat.
Kekayaan manfaat kelakai, tidak hanya untuk mencegah anemia, namun juga penyakit lainnya, seperti untuk meningkatkan imun tubuh, pereda demam, dan menunda penuaan.
Bahkan, secara turun temurun, masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan tanaman kelakai untuk tujuan merangsang produksi ASI bagi ibu-ibu yang baru melahirkan.
Meski begitu, ungkap Yudi, selama ini pemanfaatan kelakai masih terbatas sebagai bahan sayur-mayur. Bahkan, terkadang masih dianggap sebagai gulma karena jumlahnya melimpah dan tidak termanfaatkan. Terkadang pada musim kemarau tanaman ini sering dianggap membahayakan karena mudah terbakar.
Belum adanya inovasi dalam hal pengembangan produk berbasis kelakai oleh masyarakat dikarenakan keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dan penguasaan teknologi untuk pengolahan kelakai menjadi aneka produk, terutama pangan fungsional.
Untuk itulah, Yudi bersama timnya, Siti Hamidah dan Eko Suhartono, telah menemukan metode pengolahan daun kelakai yang tepat sehingga dapat menghasilkan teh kelakai dengan rasa yang nikmat (tidak amis lagi), namun masih tinggi khasiat dan manfaatnya.
Demikian juga potensi kelakai sebagai sumber pangan fungsional lainnya dikembangkan oleh tim peneliti ini.
"Hasil riset ini perlu didesiminasikan ke masyarakat luas, termasuk para kelompok tani di Desa Sungai Pantai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan salah satu desa yang sangat melimpah kelakai," tutur Yudi yang juga Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Humas ULM itu.
Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim peneliti ULM melakukan pemberdayaan masyarakat Sungai Pantai untuk pengembangan hasil riset dan inovasi tumbuhan kelakai.
Kelompok Tani Berkat Mufakat dan Kelompok Tani Karya Sejahtera menerima diseminasi atau transfer teknologi untuk keterampilan pengolahan aneka produk pangan berbahan dasar kelakai sekaligus mengajari masyarakat cara menghitung analisis usahanya.
Yudi berharap kegiatan tersebut terus dilaksanakan secara berkelanjutan selama tiga tahun ke depan. Pada tahun pertama targetnya muncul para pengusaha baru berbasis produk kelakai dari Desa Sungai Pantai, sehingga meningkatkan pendapatan para kelompok tani, dengan cara memanfaatkan secara optimal bahan baku yang tersedia melimpah di daerahnya.
Selanjutnya tahun kedua, dilanjutkan diseminasi produk lain seperti mie, bakso, pellet pakan ternak, pupuk padat, pupuk cair berbahan dasar kelakai, dan pada tahun ketiga diseminasi untuk kegiatan budidaya, pemasaran digital serta persiapan Desa Sungai Pantai untuk menjadi desa wisata berbasis kelakai.
Yudi menyatakan, dari pengembangan riset kelakai pihaknya turut mendukung terwujudnya visi misi Kabupaten Batola yaitu "Terwujudnya Barito Kuala sebagai sentra produksi pertanian yang maju berdaya saing tinggi menuju terciptanya kemandirian daerah”.
Demikian juga diharapkan dapat mendukung visi-misi ULM "Menjadi universitas yang unggul dan terkemuka dalam pengelolaan lahan basah”.
Peneliti ULM ciptakan aneka produk pangan inovatif berbahan kelakai
Minggu, 13 Desember 2020 9:11 WIB