Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh menargetkan pembangunan bendung daerah irigasi Sigulai Kabupaten Simeulue akan tuntas pada tahun 2022 sehingga daerah tersebut bisa memproduksi sendiri padi untuk kebutuhan masyarakat di kawasan kepulauan itu.
“Kehadiran bendungan ini akan mampu mengairi sekitar 1.983 hektare areal persawahan yang tersebar di delapan gampong/desa yang selama ini masih mengandalkan hujan sebagai sumber airnya,” kata Kepala Dinas Pengairan Aceh Ade Surya dihubungi di Banda Aceh, Minggu (28/3).
Baca juga: 60 ton benih padi Aceh terpasang barcode pengecekan keaslian
Ia menjelaskan pembangunan bendung irigasi dengan nilai kontrak Rp174,2 miliar tersebut meliputi 1 unit bendung, saluran primer dan sekunder sepanjang 30,5 km beserta bangunan pelengkapnya.
Ada pun areal persawahan yang akan dialiri irigasi tersebut meliputi Desa Sigulai, Desa Babul Makmur, Desa Lamamek, Desa Batu Ragi, Desa Malasen, Desa Miteum, Desa Sinar Bahagia dan Desa Sembilan di Kecamatan Simeulue Barat.
Baca juga: ISMI berhasil panen padi perdana mencapai 11 ton/Ha di Aceh Barat
Menurut dia dengan terbangunnya daerah irigasi Sigulai tersebut luas panen padi masyarakat bisa mencapai 3.370 ha/tahun dengan asumsi produktivitas 6 – 8 ton per hektare atau produksi 23.600 ton per tahun atau setara Rp94,4 miliar (asumsi harga padi Rp4.000/kg).
“Jika target tersebut terwujud, kebutuhan beras untuk Simeulue akan tercukupi hingga 90 persen sehingga tidak perlu lagi mendatangkan beras dari luar pulau,” katanya.
Baca juga: Puluhan hektare tanaman padi di Aceh Timur diserang ulat
Ia mengatakan dalam peninjauan proyek tersebut dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh Mawardi serta didampingi Bupati Simeulue, Erli Hasim, Ketua DPRK Simeulue Irwan Suharmi, Inspektur Aceh Zukifli, Kepala Dinas PUPR Aceh Mawardi dan sejumlah pejabat Pemkab Simeulue.
Mawardi menjelaskan pembangunan tersebut merupakan bagian dari program infrastruktur Pemerintah Aceh dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
“Sesuai dengan RPJM Pemerintah Aceh, pada akhir RPJM persentase kondisi irigasi Aceh dalam kondisi baik mencapai 83,77 persen. Pak Gubernur Aceh juga memerintahkan kami untuk terus memonitoring sebagai upaya memastikan kelancaran pembangunan,” katanya.