Banda Aceh (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Aceh, Dyah Erti Idawati mengajak semua pihak di provinsi setempat berkomitmen penuh untuk melindungi anak dari paparan COVID-19.
“Salah satu cara melindungi mereka, adalah dengan memberi pemahaman tentang bahaya COVID-19 yang dimulai dari rumah dan sekolah,” katanya di Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela mengisi materi dalam Webinar Hari Anak Nasional dengan tema ‘Melindungi Anak dari COVID-19 di Rumah dan Sekolah’, di Banda Aceh.
Ia menjelaskan anak-anak sangat berpotensi terpapar COVID-19, sehingga perlu diberikan pemahaman yang baik untuk pencegahannya.
“Jika dulu disebut anak punya imun tinggi, namun dengan varian-varian baru yang mulai muncul, anak pun punya potensi besar untuk terpapar,” katanya.
Menurut dia dengan rencana belajar tatap muka pada tahun ajaran baru, anak-anak benar-benar harus dilindungi.
“Mereka harus diberi pemahaman apa COVID-19, bagaimana protokol kesehatan,” kata Dyah.
Ia berharap sekolah bisa menjadi tempat mengedukasi, jembatan informasi kepada anak-anak.
“Kita tidak bisa mengawal anak-anak sampai ke desa-desa, karena itu potensi kita untuk mengedukasi melindungi anak kita ya di sekolah,” kata Dyah.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Aceh, dr. Raihan, mengatakan per 21 Juli 2021, ada 12,8 persen anak di Indonesia yang terpapar COVID-19.
“Artinya setiap 8 orang terpapar, 1 di antaranya adalah anak,” kata dr. Raihan.
Ia menyebutkan kematian anak di Indonesia saat ini mencapai 1 persen dari prosentase kematian akibat COVID-19.
dr. Raihan juga mengatakan obat yang paling penting bagi anak yang terpapar COVID-19 adalah pemantauan.
“Selalu pantau suhu tubuh anak, laju nafas, anak mau makan apa tidak,” kata dr. Raihan.
Ia mengatakan, anak harus dipastikan mengonsumsi obat, vitamin, zink, vitamin D dan obat demam.
“Jangan sesekali memberikan obat anti virus atau antibiotik tanpa rekomendasi dari dokter,” katanya.