Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kementerian Koperasi dan UKM) mendorong mahasiswa agar bisa membuat lebih banyak aplikasi- aplikasi digital sehingga para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa memiliki makin banyak akses untuk masuk ke penjualan daring dan mendapatkan akses pasar yang lebih luas lagi.
Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Agus Santoso turut menyarankan jika memungkinkan universitas di Indonesia yang kini membidangi pengembangan teknologi dan informasi bisa meminta para mahasiswa membuat aplikasi itu sebagai syarat kelulusan sehingga dapat juga mendorong perusahaan- perusahaan rintisan yang tentunya memiliki kontribusi baik bagi kondisi ekonomi Indonesia.
“Untuk mendorong lebih banyak wirausaha onboarding ke daring, mungkin universitas- universitas dengan program studi IT ini bisa mendorong mahasiswa- mahasiswanya gak apa- apa ga bikin skripsi tapi bisa bikin aplikasi yang bisa dilihat setiap hari dan disukai konsumen gitu ya,” kata Agus dalam webinar bertajuk “Empowering Local Brands:Force Behind Successful E-commerce Journeys”, Kamis.
Agus berujar, selain empat langkah yaitu pemberian literasi digital, peningkatan kapasitas produk, peningkatan kualitas mutu produk, serta membuka akses pasar, ia berharap dengan kelahiran aplikasi- aplikasi yang digagas oleh anak muda memudahkan UMKM memasarkan produk bisa menjangkau lebih banyak jumlah UMKM yang masuk ke pasar daring.
Selain itu, aplikasi- aplikasi yang dikembangkan diharapkan bisa mendorong generasi muda untuk menjadi wirausaha dan meningkatkan jumlah entrepreneur di Indonesia sehingga bisa meningkatkan dan memulihkan kondisi ekonomi di Tanah Air dengan lebih cepat lagi.
Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM mencatat di Indonesia baru mencapai 3,1 persen penduduknya yang memilih langkah memberanikan diri untuk menjadi entrepreuner, angka yang jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah mencapai angka 5 persen dan 7 persen.
Oleh karena itu ia mendorong agar generasi muda bisa ikut berpartisipasi dalam gerakan UMKM Go Digital sehingga bisa mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional terlebih di masa pandemi COVID-19 yang benar- benar membuat kondisi ekonomi tak maksimal.
“Peluang besar masih banyak untuk ranah digital, meski saat ini terlihat ramai. Tapi selalu ada saja peluang, apalagi bentuk toko online itu banyak ya konfigurasinya di Indonesia. Aplikasi yang dikembangkan bisa beragam, bisa seperti permodalan fintech yang baik ya bukan yang abal- abal. Atau seperti yang membantu logistik dan memotong rantai panjang antara produsen dan konsumen seperti Sayurbox. Jadi itu masih ada aspek bisnis yang besar dan bisa dikembangkan lebih lanjut,” kata Agus.
Kementerian Koperasi dan UKM hingga 2024 menargetkan akan ada 30 juta pelaku UMKM yang sudah masuk dan memanfaatkan peluang digital untuk menjual serta memasarkan produknya.
Sebuah target yang cukup besar mengingat jumlah tersebut berarti mencapai 50 persen dari UMKM yang ada di Indonesia yang di 2021 tercatat berjumlah 64 juta pelaku UMKM.
Meski demikian, Kementerian Koperasi dan UKM optimis bisa meraih pencapain itu mengingat semakin banyak kolaborasi yang dilakukan bersama pihak-pihak lainnya tidak hanya dari para pelaku UMKM tapi juga pihak swasta untuk mencapai target itu.