Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan mengindikasikan masuknya COVID-19 varian Delta memicu peningkatan secara signifikan kasus penularan COVID-19 dan lonjakan angka kematian.
"Kita masih menunggu hasil pemeriksaan spesimen yang dikirim. Memang belum ada surat resmi tapi indikasi-indikasi itu tidak menutup kemungkinan varian Delta sudah ada," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Muhamad Muslim di Banjarmasin, Ahad.
Atas kemungkinan telah menyebarnya varian Delta, Muslim pun mengingatkan masyarakat dapat lebih meningkatkan kewaspadaan melalui disiplin protokol kesehatan.
"Prokes jangan sampai kendor. Lengah sedikit saja kita bisa terpapar dan jika imunitas tak kuat dan ada faktor komorbit maka sangat berbahaya," ucapnya.
Diakui Muslim, peningkatan kasus saat ini mencapai tiga sampai empat kali lipat dibanding Juni lalu. Lonjakan signifikan terjadi selama Juli hingga memasuki satu pekan di bulan Agustus. Kasus harian bertambah antara 600 hingga 900 orang.
Angka kematian juga demikian. Dalam sepekan terakhir, per hari antara 25 sampai 49 orang harus meregang nyawa karena positif COVID-19.
Muslim mengungkapkan sebagian besar dari kasus kematian sebabkan karena terlambatnya penanganan dari mereka yang terpapar. Pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi gejala berat bahkan kritis.
"Memang ada masyarakat yang menunda-nunda untuk dirawat ke rumah sakit. Bisa juga sebelumnya tidak menyadari bahwa dia terpapar COVID-19, mungkin dikira sakit biasa. Makanya penting apabila mengalami sakit terlebih menunjukkan gejala mirip COVID-19, segeralah dites. Tahap awal bisa antigen dulu agar cepat terdeteksi dan pengobatannya juga maksimal," ujarnya.
Dinas Kesehatan duga varian Delta picu peningkatan kasus COVID-19
Minggu, 8 Agustus 2021 20:35 WIB