Aceh Timur (ANTARA) - Lembaga swadaya masyarakat Kawasan Ekosistem Mangrove Pantai Sumatra (Kempra) menyebutkan gua karst di Kabupaten Aceh Tamiang yang berada dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) dihuni beragam spesies fauna langka dan unik.
"Gua karst di Kabupaten Aceh Tamiang dihuni beragam spesies unik. Karena itu, keberadaan gua gamping atau batu kapur ini harus dijaga. Apalagi masuk KEL yang merupakan penyangga Taman Nasional Gunung Leuser," kata Andi Muhammad Nur di Aceh Tamiang, Senin.
Andi Muhammad Nur mengatakan bentang alam karst merupakan rumah bagi 105 spesies mamalia, 382 spesies burung, serta setidaknya ada 95 spesies reptil dan amfibi. Jumlah tersebut merupakan 54 persen dari fauna terestrial Sumatra.
Andi Muhammad Nur mengatakan fauna atau satwa penghuni gua karst di hulu Aceh Tamiang umumnya seperti kelelawar, laba-laba batu, walet, lipan dan jangkrik gua. Namun, bentuk fisik fauna di gua kasrt tersebut berbeda dengan di tempat lain.
Andi Muhammad Nur mengatakan kepiting air tawar pernah ditemukan di gua karst tersebut. Perbedaannya dengan tempat lain, kepiting gua karst di Aceh Tamiang memiliki kaki lebih panjang. Ada juga predator penghuni mulut gua yaitu ular piton serta harimau, meski jarang terlihat langsung.
Menurut Andi Muhammad Nur, gua karst Aceh Tamiang dan kawasannya merupakan sebagai tempat terakhir untuk mempertahankan populasi spesies-spesies langka tersebut. Termasuk satwa lainnya seperti harimau, orang utan, badak, dan gajah sumatra, serta macan tutul.
Selain itu, bentang alam karst Aceh Tamiang memiliki fungsi lainnya di antaranya menyediakan pasokan air yang konstan ke daerah sekitarnya serta sebagai pengatur iklim di wilayah pesisir pantai timur Provinsi Aceh.
"Kami berharap ada strategi dan aksi menjaga keseimbangan ekosistem pengelolaan kawasan bentang alam karst. Bentang alam karst ini juga bisa menjadi kawasan ekowisata dengan minat khusus," pungkas Andi Muhammad Nur.