Aceh Timur (ANTARA) - Kalangan pedagang dan agen pengumpul menyebutkan harga biji kakao kering di Kabupaten Aceh Timur kembali naik dari sebelumnya Rp23 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram.
Fauzi, pedagang kakao, di Aceh Timur, Jumat, mengatakan naiknya harga kakao tersebut disebabkan tingginya permintaan pasar, sementara hasil produksi semakin berkurang.
"Berkurang hasil produksi dikarenakan banyak pemilik perkebunan kakao di Aceh Timur memilih mengalihfungsikan kebun mereka menjadi perkebunan sawit," kata Fauzi.
Selain itu, kata Fauzi, petani juga sering menelantarkan tanaman sehingga kualitas biji kakao sering kurang bagus akibat diserang hama pada saat musim panen.
Produksi kakao Aceh Timur mengalami penurunan juga karena umur tanaman yang umumnya sudah tua dan kurangnya pemahaman dalam pengelolaan kakao juga menjadi penyebab turunnya produksi.
Kepala Dinas Perkebunan Aceh Timur Lukman menyatakan pihaknya mendorong para petani kakao di daerah itu untuk meningkatkan produksi dengan cara meningkatkan kemampuan dalam mengelola tanamannya.
"Petani harus memahami tentang tatacara merawat dan memelihara tanaman kakao dengan baik. Apalagi sekarang ini harga kakao mulai menjanjikan," kata Lukman.
Lukman mengajak petani terus meningkatkan produktivitas tanaman guna mendukung permintaan kakao sangat besar, baik dari dalam negeri dan luar negeri.
"Untuk meningkat produksi kakao, kami akan selalu mendampingi petani mulai dari masa penanaman, perawatan hingga panen. Selain produksinya meningkat, kualitas biji yang dihasilkan juga baik," kata Lukman.
Aceh Timur dikenal sebagai sentra kakao pada 1980 hingga 2000. Saat ini, Aceh Timur memiliki sekitar 12.278 hektare kebun kakao dengan produksi rata-rata 600 ton hingga 640 ton per hektare per tahun.
Harga kakao di Aceh Timur Rp32 ribu per kilogram
Jumat, 15 Oktober 2021 17:06 WIB