Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengajak lembaga Majelis Adat Aceh untuk merangkul generasi milenial dan generasi Z sebagai upaya menjaga mereka agar tidak salah melangkah.
“Di era digital saat ini dan perkembangan teknologi sangat pesat, sebagai lembaga adat, peran MAA sangat penting dalam membentuk kelompok generasi ini agar tidak salah melangkah,” kata Nova Iriansyah di sela-sela membuka Rapat Kerja Majelis Adat Aceh Tahun 2022 di Sabang, Senin.
Ia menjelaskan ada kelompok yang saat ini harus kita rangkul, yaitu generasi milenial dan generasi Z sehingga MAA tidak dianggap sebagai kumpulan komunitas orang-orang tua.
“Adat anak muda juga harus kita jaga, harus kita kendalikan. Adat itu bukan hanya merawat apa yang terjadi di masa lalu, tapi alangkah lebih baiknya jika kita bisa membentuk apa yang akan terjadi di masa depan,” katanya.
Karena itu, kedua generasi tersebut sangat penting untuk dirangkul sebab akhir-akhir ini yang menonjol di Aceh adalah kasus kekerasan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, narkoba dan game online.
“Ini menjadi tugas besar yang harus menjadi perhatian bersama dan untuk memberantas ini kita harus merangkul generasi milenial dan generasi Z,” kata Nova.
Gubernur juga mengajak MAA untuk membentuk dan membina komunitas yang tidak hanya bernuansa masa lalu tetapi bernuansa masa kini dan masa depan.
“Saya ingat pesan Pak Jusuf Kalla, bahwa penting untuk membanggakan kejayaan masa lalu tapi jauh lebih penting lagi mempersiapkan dan merebut kejayaan masa depan. Untuk itu, saya sangat berbahagia atas terlaksananya Raker yang diselenggarakan oleh lembaga daerah yang cukup penting untuk mewujudkan dan meneruskan kebesaran adat Aceh yang telah kita warisi dari para leluhur kita,” katanya.
Gubernur juga menjelaskan bahwa adat merupakan bagian tak terpisahkan dari kebijakan Pemerintah Aceh yang termuat dalam visi dan misi Aceh Hebat, dengan salah satu program unggulannya yaitu Aceh Meuadab’.
“Makna Aceh Meuadab tidak boleh diterjemahkan dalam arti sempit, karena mengandung amanat untuk mewujudkan masyarakat Aceh yang santun, damai, cerdas dan berakhlak mulia serta menjauhi sikap dan perilaku intoleran, fitnah dan adu domba,” katanya.
Kita meyakini dengan pasti, bahwa adat Aceh diilhami dan sejalan dengan syariat Islam, sebagaimana pepatah yang sangat populer menyebutkan, Hukom ngen adat hanjeut cree, lagee zat ngen sifeut.
Ketua 1 MAA Tgk Yusdedi menyampaikan apresiasi atas kesediaan dan kehadiran Gubernur Aceh pada Raker MAA tahun 2022.
“Ini merupakan kali pertama Raker MAA dibuka dan dihadiri Gubernur Aceh. Apresiasi dan terima kasih kami sampaikan kepada Pak Gubernur atas kehadirannya,” kata Yusdedi.