Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Subulussalam Bicar Sinaga di Subulussalam, Rabu mengatakan, dana program KIA diperkirakan mencapai Rp400-500 juta per tahun untuk keperluan alat, mesin, blangko dan sejenisnya.
Sementara Wakil Wali Kota Subulussalam Salmaza juga mengatakan siap menyukseskan program KIA dan akan mengalokasikanya pada perubahan APBK mendatang berapa pun biaya yang dibutuhkan.
"Itu program nasional jadi harus didukung, nanti dianggarkan diperubahan, kita siap menyukseskan program KIA," kata Salmaza.
Subulussalam menjadi salah satu dari 65 kabupaten/kota di Indonesia yang menjadi percontohan dalam mensukseskan program KIA yang mulai dilaksanakan tahun 2016.
Kementerian Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil mempercayai Subulussalam dan Bener Meriah sebagai contoh melaksanakan program KIA di Aceh.
"Dari 514 kabupaten/kota yang ada di Indonesia hanya 65 yang dipilih, termasuk Subulussalam dan Bener Meriah dari Aceh untuk program KIA," ungkap Bicar Sinaga.
Ia mengatakan dirinya sudah bertemu langsung dengan Dirjen Kependudukan Kemendagri terkait penunjukan Subulussalam sebagai kota percontohan program KIA.
Kemendagri, kata Bicar, mengharapkan pemerintah setempat mengalokasi dana untuk program tersebut.
Pasalnya kata Bicar Sinaga, dana untuk program tersebut belum dianggarkan di APBK 2016, karena penunjukan Subulussalam baru diketahui setelah APBK diparipurnakan.
Namun begitu, ia akan mengkomunikasikan masalah ini dengan Wakil Wali Kota Subulussalam, Salmaza.
Ia mengatakan, hasil pertemuan dengan Dirjen Kependudukan Kemendagri meminta daerah yang sudah ditunjuk untuk program percontohan KIA supaya menyiapkan dana.
"Nanti kita coba anggarkan diperubahan," ungkap Bicar yang mengaku masih dalam perjalan menuju Subulussalam setelah bertemu dengan pihak kementerian.
Bicar Sinaga mengatakan program KIA bertujuan untuk mendata identitas penduduk yang berusia hingga 17 tahun. Hal ini supaya anak-anak Indonesia bisa lebih mandiri.
"Supaya anak-anak lebih mandiri seperti mengurus administrasi, pemeriksaan kesehatan termasuk jika ingin mengurus buku rekening bank, ini menjadikan mereka seperti orang dewasa," kata Bicara.
Ketika ditanya penunjukan Subulussalam menjadi daerah yang turut mensukseskan program KIA, Bicar Sinaga mengaku tidak mengetahui pasti apa indikator yang dijadikan Kemendagri.
"Mungkin karena kita sukses menjalankan program e-KTP, pemerintah pusat mempercayakan program KIA ini," ujarnya.
Bicar mengaku siap menyukseskan program KIA di Kota Subulussalam jika dialokasikan dana pada perubahan APBK mendatang. "Kuncinya kan dana, jika dana ada pasti kita siap," katanya.