Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 40 orang pengelola desa wisata, yang berasal dari Kabupaten Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang diberikan pelatihan guna meningkatkan kemampuan mereka dalam manajemen desa wisata.
“Keberadaan desa wisata di Indonesia saat ini sudah semakin berkembang pesat, di mana dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah kunjungan ke desa wisata terus bertambah,” kata Sekretaris Disbudpar Aceh Cut Nurmarita di Banda Aceh, Sabtu (11/6).
Ia menjelaskan pelatihan yang berlangsung sejak 9 – 11 Juni 2022 itu diikuti peserta dari Desa Wisata Lampulo, Ulee Lheu dan Punge Blang Cut.
Kemudian dari Kabupaten Aceh Besar, diikuti oleh Gampong Nusa dan Lubok Sukon serta dari Kota Sabang diikuti Desa wisata Jaboi, Aneuk Laot dan Iboih.
"Potensi ini tentu saja harus bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satu bentuk dari pemanfaatan potensi tersebut adalah dengan membentuk desa wisata," katanya.
Ia mengatakan Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang tengah fokus mengembangkan desa wisata dan pihaknya juga menaruh perhatian serius terhadap perkembangan industri pariwisata.
Desa wisata juga merupakan sebuah program unggulan berbasis masyarakat yang terus diberdayakan oleh Pemerintah Aceh melalui Disbudpar, agar mampu mewujudkan desa yang mandiri dalam hal mengelola pariwisata dan dapat meningkat ekonomi warganya.
Ketua Komite Seni Budaya Nasional (KSBN) Aceh periode 2022-2027 yang juga anggota DPR Aceh, Sulaiman turut ikut hadir pada pembukaan acara pelatihan tersebut menyatakan sangat mendukung penuh kegiatan tersebut.
“Aceh memiliki potensi alam yang melimpah tidak hanya di sektor migas dan pertambangan, akan tetapi Aceh juga memiliki potensi unggul di sektor pariwisata,” katanya.
Ia berharap dengan adanya pelatihan pengembangan manajemen desa wisata dapat menghasilkan para pengelola-pengelola desa wisata yang berkompeten serta profesional, sebagai ujung tombak terciptanya desa wisata unggulan dari Provinsi Aceh.