"Hingga kini Sabang bisa dikatakan sudah masuk dalam status daerah merah PMK. Tapi vaksin belum kita terima, seperti daerah lainnya di Aceh. Ini mungkin karena keterbatasan jumlah vaksin yang ada,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang Jaya Saputra di Sabang, Senin.
Jaya menjelaskan saat ini tercatat 31 ekor sapi di wilayah pulau paling barat Indonesia itu yang terinfeksi PMK. Sembari menunggu jatah vaksin, pihaknya masih tetap melakukan pengobatan, penyemprotan desinfektan dan isolasi hewan ternak yang terinfeksi.
“Sampai saat ini kita masih bisa mengisolasi sapi agar tidak keluar dari daerah yang sakit," kata Jaya.
Pemberian anti biotik dan penyemprotan kandang dengan disinfektan dilakukan secara rutin. Ternak yang terinfeksi menjalani isolasi di wilayah Jurong Sirui dan Pria Laot, Kecamatan Sukamakmue.
Di samping terus melakukan penyemprotan desinfektan, lanjut dia, pihaknya juga menggunakan eco enzyme secara bertahap untuk penanganan darurat kasus PMK. Petugas juga terus memantau progres kesembuhan hewan yang terinfeksi.
“Alhamdulillah 13 ekor sudah dinyatakan sembuh dari luka, namun sapi yang pernah terserang PMK belum dapat keluar dari lokasi isolasi karena dikhawatirkan masih bisa menularkan virus," katanya.
Selain itu, kata Jaya, atas dasar tersebut pihaknya juga telah berkoordinasi dengan kepala desa untuk melakukan karantina wilayah, baik bagi hewan ternak maupun warga luar dari lokasi peternakan yang diisolasi.