Sejumlah petani di Simeulue, Sabtu, mengeluhkan kondisi sawah mereka yang sulit garap untuk persiapan tanam padi akibat air tidak ada.
“Tanah mengering dan retak sejak beberapa pekan terakhir. Jangankan untuk menanam padi, menggarap lahan saja kami kesulitan,” kata Yus B (43), petani Pulau Simeulue.
Yus B mengatakan dirinya bersama petani lainnya berupaya mengaliri air ke sawah dari sumber air yang ada. Namun, sumber air yang diharapkan tersebut juga mengering.
"Areal persawahan kami belum dilengkapi dengan pengairan yang baik, sehingga untuk menggarap sawah hanya berharap dari air hujan," ucap Yus B.
Surono (49), petani lain di Kecamatan Teupah Selatan, menuturkan areal persawahan di daerahnya tersebut mencapai 164 hektare. Semua areal persawahan masih tadah hujan. Jika tidak ada hujan, sawah mengalami kekeringan.
"Irigasi memang ada dibangun oleh pemerintah, tapi tidak berfungsi dengan baik karena debit air yang ada di irigasi tersebut sangat sedikit," ujar Surono.
Surono mengatakan akibat kekeringan tersebut membuat mesin menggarap lahan kesulitan bekerja. Lahan baru bisa digarap apabila ada hujan. Namun, hujan tidak turun sejak beberapa bulan terakhir.
"Petani masih belum menggarap lahan persawahan, berharap hujan turun terlebih dahulu. Kalau digarap sekarang juga tidak bisa juga ditanam," kata Surono.