Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak para pelaku bisnis negara anggota G20 untuk berinvestasi di di sektor kesehatan.
Dia menjelaskan bahwa sejumlah kesepakatan di sektor kesehatan dan keuangan yang telah dicapai selama Presidensi G20 Indonesia tahun ini, membuka banyak peluang bisnis yang menjanjikan.
"Pertama, peluang bisnisnya adalah Global Pandemic Fund senilai 10 miliar dolar AS yang harus disiapkan untuk dunia menghadapi pandemi di masa depan," kata Budi dalam KTT B20 di Nusa Dua, Bali, Minggu.
Menkes ajak pelaku bisnis G20 berinvestasi di sektor kesehatan
Minggu, 13 November 2022 16:44 WIB
Melalui kerja sama dengan Bank Dunia, dana pandemi akan diperuntukkan untuk penanggulangan darurat kesehatan dengan mekanisme global yang adil dan setara.
"Ini membuka peluang bisnis untuk penanganan darurat medis di industri alat diagnostik, vaksin, dan obat-obatan yang tumbuh dengan cepat secara global," ujar Budi.
Lebih lanjut, dia memaparkan potensi bisnis dalam pembangunan laboratorium genome sequencing untuk mengidentifikasi kemunculan patogen baru, yang dapat membahayakan sistem kesehatan global.
"Ini adalah peluang bagi Anda untuk beralih ke (bisnis) bioteknologi karena patogen ini adalah ancaman terbesar umat manusia. Pemerintah harus mengeluarkan banyak uang untuk sektor ini," tutur Budi.
Peluang bisnis lain di sektor kesehatan yaitu pembentukan sertifikat kesehatan digital yang diakui Organisasi Kesehatan Dunia untuk menjamin pergerakan mobilitas manusia dan barang selama pandemi, serta penelitian dan pengembangan vaksin, obat-obatan, dan alat diagnostik di tujuh negara G20 yaitu Afrika Selatan, Turki, Arab Saudi, Indonesia, Brasil, dan Argentina.
"Di Indonesia, Presiden Joko Widodo sudah sangat jelas bahwa untuk setiap pengadaan pemerintah, kami akan membeli dari perusahaan yang berproduksi di dalam negeri. Jadi sekarang Anda tahu Anda harus berinvestasi di mana," tutur Budi di hadapan sekitar 2.000 pebisnis yang menghadiri forum dialog resmi G20 yang mewakili komunitas bisnis global itu.