Gunawan mengatakan sebelum dilepasliarkan, kondisi harimau tersebut harus benar-benar pulih dan perilaku alaminya juga tetap ada. Untuk itu pihaknya bersama mitra kerja akan melakukan survei tempat yang cocok untuk pelepasliaran.
"Lokasinya tentu di tengah hutan yang tidak bisa dijangkau serta bebas jerat. Pelepasliaran bisa jadi menggunakan helikopter. Nantinya tim survei juga akan melakukan patroli agar lokasi pelepasliaran bebas dari jerat," ujarnya.
Harimau Sumatra merupakan satwa dilindungi di Indonesia. Berdasarkan daftar satwa lembaga konservasi internasional, IUCN, Harimau Sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatera yang berstatus kritis dan berisiko punah di alam liar.
Baca juga: 12 ekor sapi dimangsa harimau
Masyarakat diimbau untuk bersama-sama menjaga kelestarian, khususnya Harimau Sumatra, dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat berbagai jenis satwa. Selain itu tidak menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup ataupun mati.
Kemudian tidak memasang jerat, racun, pagar listrik tegangan tinggi, yang dapat menyebabkan kematian satwa liar dilindungi. Semua perbuatan ilegal tersebut dikenakan sanksi pidana sesuai peraturan perundang-undangan.
Di samping itu, aktivitas ilegal lainnya juga dapat menyebabkan konflik satwa liar, khususnya Harimau Sumatra dengan manusia. Konflik ini berakibat kerugian secara ekonomi hingga korban jiwa, baik manusia maupun keberlangsungan hidup satwa liar tersebut.
Baca juga: BKSDA kerahkan tim lacak harimau terkam ternak di Aceh Timur
