Kemudian, pada 2020 lima kasus, 2021 melonjak 35 kasus, 2022 naik menjadi 88 kasus. Artinya jika total saat ini 198, maka hingga Februari 2023 sudah ada empat kasus.
"Berdasarkan jenis kelamin itu penderita laki-laki 90 persen, dan perempuan hanya 10 persen," katanya.
Lukman menyampaikan, upaya penanggulangan kasus HIV/AIDS di Banda Aceh antara lain melakukan survey pemetaan populasi kunci, pemeriksaan/skrining tes untuk semua ibu hamil, pasien TB, pasien IMS dan warga binaan di Rutan serta Lapas.
Baca juga: Sebanyak 88 warga di Lhokseumawe terinfeksi HIV
Kemudian, pengaktifan mobile klinik oleh tim HIV Puskesmas pada populasi kunci atau yang beresiko terjadi penularan HIV. Penyuluhan melalui program PKPR/UKS remaja di sekolah oleh petugas puskesmas.
"Serta pelayanan perawatan dan dukungan pengobatan (PDP) di Puskesmas Meuraxa dan Kuta Alam, RSUZA Banda Aceh, RSUD Meuraxa dan RS Pertamedika," demikian Lukman.
Baca juga: Pentingnya komitmen untuk aktivitas seksual yang sehat