Tri Astuti: Petani kehilangan ratusan ton produksi padi selama empat tahun paceklik
Sabtu, 20 Mei 2023 12:22 WIB
![Tri Astuti: Petani kehilangan ratusan ton produksi padi selama empat tahun paceklik](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2023/05/20/InShot_20230520_121918340.jpg)
Anggota DPRK Aceh Tamiang Tri Astuti bersama warga saat meninjau lahan sawah terlantar di Desa Sukaramai 1, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Selasa (16/5/2023). (ANTARA/HO)
“Sungguh luar biasa jika sawah kembali bisa digarap petani. Apalagi dijadikan sawah intensif, tentu akan meningkatkan produksi padi karena bisa tiga kali panen setiap tahun,” imbuhnya.
Anggota Komisi IV DPRK Aceh Tamiang ini berjanji akan mendesak pemerintah daerah untuk turun ke lapangan meninjau areal sawah yang menjadi hajat hidup orang banyak.
“Kita berharap Pj Bupati Meurah Budiman memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian untuk menopang kesejahteraan petani dengan tidak mengeyampingkan pembangunan insfrastruktur lainnya melalui manajemen perencanaan mendengarkan aspirasi dari rakyat (Bottom up),” pungkas Tri Astuti.
Mantan datok penghulu (Kepala Desa) Sukaramai 1 Suratno menjelaskan 40 hektare lahan sawah yang terlantar tersebut milik puluhan kepala keluarga masyarakat setempat. Sawah tidak bisa di bajak karena kekurangan air.
“Penyebabnya adalah parit saluran (tali air) tertimbun tanah longsor membuat air tidak bisa masuk dan keluar areal sawah,” kata Suratno saat dihubungi terpisah.
Namun saat musim hujan diakhir tahun sawah mereka justru digenangan air mencapai 1 meter dan bertahan selama berbulan-bulan. Suratno dan petani lainnya hanya bisa termangu melihat kondisi sawah-nya tenggelam.
Baca juga: Mata Ie kekeringan, warga mulai kesulitan air bersih
Sebaliknya, kata dia saat musim kemarau tanah sawah retak-retak akibat kekeringan. Diakuinya saat ini nasib petani Sukaramai 1 merasa serba salah sebelum parit yang tertimbun longsor dinormalisasi.
Kondisi tersebut diperparah dengan keberadaan HGU perkebunan kelapa sawit milik perusahaan yang mengelilingi areal sawah. Pohon sawit sendiri berpengaruh meningkatkan zat asam pada unsur tanah membuat tanaman padi tidak subur dan setiap batang pohon sawit/palm oil boros mengisap air tanah membuat sawah makin gersang.
Menurutnya puluhan hektare sawah tersebut sudah terlantar sejak empat tahun terakhir. Tanah sawah praktis menjadi lahan tidur. Bahkan petani di daerah itu jelas tidak bisa mendukung nawacita pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
“Padahal kalau sumber air normal pascapanen padi, kami bisa memanfaatkan sawah untuk tanam palawija seperti kacang kuning, jagung dan sayuran,” sebut Suratno.