Bank Aceh juga mampu mengelola rasio kecukupan permodalan atau Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) pada level sehat mencapai 22,7 persen hingga Desember 2023.
"Sehingga kami memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar," katanya.
Zulfikar menyampaikan, perseroan juga optimis untuk terus meningkatkan kinerja secara berkelanjutan. Apalagi, berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2023 ini, Bank Aceh telah mencatatkan laba total aset Rp30,4 triliun atau naik 5,92 persen.
Sementara itu, realisasi pembiayaan 2023 mencapai Rp18,6 triliun atau tumbuh 7,81 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp17,3 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) Bank Aceh tercatat Rp24,4 triliun
Dirinya menambahkan, capaian kinerja Bank Aceh tersebut dapat diraih berkat transformasi digital, serta dorongan, dukungan dan sinergi seluruh stakeholder terkait di Aceh.
“Transformasi digitalisasi juga menjadi kunci untuk pencapaian strategi bisnis Bank Aceh. Saat ini Bank Aceh fokus menggarap sektor kredit produktif untuk terus membantu menggerakkan perekonomian Aceh," demikian T Zulfikar.
Baca juga: Tekan laju inflasi, akademisi dorong BI stabilkan nilai tukar lewat kebijakan moneter