Banda Aceh (ANTARA) - Mantan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh sekaligus bacalon Gubernur Aceh 2024, Prof Darni M Daud menyatakan bahwa Aceh merupakan daerah yang kaya dengan sumber daya alam, tetapi masyarakat di provinsi ini masih kesulitan mencari pekerjaan.
"Bumi Aceh kaya, tapi kenapa generasi muda kita tidak punya lapangan pekerjaan," kata Prof Darni M Daud, di Banda Aceh, Sabtu.
Dirinya mengatakan, lapangan pekerjaan bagi masyarakat Aceh, terutama untuk generasi milenial sangat menyedihkan. Artinya, mereka masih kesulitan mendapatkan kerja yang layak.
Kondisi seperti ini, kata dia, membuat angka kemiskinan di Aceh susah diturunkan, malah sebaliknya angka pengangguran di provinsi paling barat Indonesia masih tergolong tinggi.
"Sebenarnya ini ada kaitannya dengan strategi dan policy (kebijakan) dari kepemimpinan Aceh bagaimana membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat," ujarnya.
Baca juga: Panwaslih Aceh instruksikan buka posko kawal hak pilih
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat bahwa angka pengangguran di Aceh hingga laporan Februari 2024 sebanyak 145 orang. Tetapi, angka tersebut berkurang 4.760 orang jika dibandingkan periode Februari 2023.
Sedangkan untuk penduduk miskin di Aceh hingga Maret 2024 juga berkurang sebanyak 2.200 orang, yakni menjadi 804.530 orang, atau turun 0,22 persen dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 806.750 orang.
Disisi lain, lanjut Prof Darni, kondisi Aceh ini berbanding terbalik jika kita lihat dari tingkat sumber daya manusia tanah rencong yang terus membaik setiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka indeks pembangunan manusia (IPM) Aceh mengalami peningkatan, di mana pada 2021 sebesar 72,18, kemudian naik menjadi 72,80 dan laporan terakhir 2023 mencapai 74,70.
"Sebenarnya (SDM dan SDA tidak sinkron) bahwa tingkat pembangunan SDM di Aceh lumayan baik. Tetapi pengentasan kemiskinan belum berhasil. Maka dari itu, ini perlu dipikirkan pemimpin kedepan," katanya.
Dirinya menambahkan, Aceh juga sangat kaya dari sektor minyak dan gas bumi, bahkan baru-baru ini juga telah ditemukan lagi cadangan gas di lepas pantai Aceh Utara-Lhokseumawe, tepatnya di Sumur Tangkulo-1 di South Andaman, oleh Mubadala Energy.
Tetapi, lanjut dia, temuan migas di Aceh sejak dulu belum benar-benar memberikan kontribusi yang penuh terhadap upaya pengentasan kemiskinan dan ketimpangan di Aceh. Maka, ini diperlukan manajemen yang baik dari pemimpin Aceh bagaimana mengaturnya.
"Maka, Aceh perlu pemimpin yang memahami, memiliki komitmen, dan keberpihakan bagi kepentingan masyarakat. Sehingga masalah kemiskinan bisa dituntaskan dengan baik," demikian Prof Darni M Daud.
Baca juga: Zainal Arifin - Mulai Rahman penuhi syarat dukungan perseorangan Pilkada Banda Aceh