Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh menyatakan cuaca di Banda Aceh terasa lebih panas meski sedang musim hujan, karena pengaruh siklon tropis yang terjadi di Filipina dan bibit siklon di Teluk Benggala, India.
"Kedua fenomena siklon dan bibit siklon ini menyebabkan berkurangnya massa udara basah di wilayah Barat Indonesia sehingga menyebabkan kondisi cuaca yang panas dan kering," kata Forecaster On Duty BMKG Aceh, Fitriana Nur, di Banda Aceh, Kamis.
Berdasarkan analisis BMKG, Siklon Tropis Trami terpantau di Laut Filipina, tepatnya di sekitar 15.7°LU-124.4°BT sekitar 1.380 km sebelah utara Tahuna dengan kecepatan angin maksimum 45 knot (83 km/jam) dan tekanan udara minimum 985 hPa bergerak ke arah Barat Laut.
Baca juga: BMKG: Puncak musim hujan pesisir barsela Aceh terjadi pada November-Desember
Diperkirakan kecepatan angin maksimum Siklon Tropis (TC) Trami dalam 24 jam persisten pada kategori 1 Filipina bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia.
Dirinya menjelaskan, dampak dari TC Trami yang berada di Perairan Filipina sebenarnya tidak berdampak langsung terhadap wilayah Aceh.
Tetapi, cuaca panas di wilayah Aceh lebih dipengaruhi adanya bibit siklon 98B di Teluk Benggala yang juga membuat gelombang di perairan utara Sabang dapat mencapai 2,50 meter atau lebih.
BMKG mencatat, suhu di Stasiun Meteorologi Iskandar Muda Banda Aceh mencapai 35°C sejak dua hari terakhir, yakni 22-23 Oktober 2024. BMKG memprakirakan cuaca panas ini akan berlangsung hingga Sabtu (26/10) mendatang.
"Prakiraan cuaca untuk tiga hari kedepan masih berpotensi cuaca cerah - cerah berawan untuk wilayah Banda Aceh," ujar Fitriana.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Aceh, Muhajir, menyampaikan musim hujan di Provinsi Aceh telah dimulai lebih awal di beberapa wilayah.
Pertama, di wilayah zona musim (ZOM) yang meliputi Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, mengalami awal musim hujan pada Mei 2024.
Adapun wilayah yang paling akhir memasuki musim hujan adalah ZOM 2 dan 3, meliputi Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Banda Aceh, Sabang, dan Aceh Besar, yang diprakirakan akan memasuki musim hujan pada Oktober.
Dia menuturkan, fenomena cuaca panas di Banda Aceh saat musim hujan merupakan salah satu dampak dari anomali iklim yang membuat seringnya kejadian hujan ekstrem dan semakin sering kejadian hari tanpa hujan yang panjang.
"Maka dari itu kita perlu beradaptasi dengan prediksi model iklim yang sekarang yang dikeluarkan oleh BMKG," demikian Muhajir.
Baca juga: Pj Gubernur ingatkan warga waspada bencana hidrometeorologi basah