Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh menegaskan bahwa kegiatan hilirisasi agroindustri penting sebagai strategi utama dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong kemandirian ekonomi Aceh.
"Karena ketahanan pangan yang kuat menjadi fondasi keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," kata Plt Sekda Aceh, Muhammad Diwarsyah, di Banda Aceh, Senin.
Pernyataan itu disampaikan Muhammad Diwarsyah saat membuka focus group discussion (FGD) yang bertajuk “Hilirisasi agroindustri untuk memperkuat ketahanan pangan menuju Aceh emas 2045” di Banda Aceh.
Baca juga: Berkat Hilirisasi nilam bawa Aceh ke Pasar Dunia
Dirinya menyampaikan, Aceh memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, kelapa, tebu, minyak atsiri, dan hasil laut.
"Pengelolaan yang lebih optimal dan pengembangan produk hilir bakal memberikan nilai tambah signifikan terhadap perekonomian Aceh," ujarnya.
M Diwarsyah mengatakan, arah pembangunan Aceh telah ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dengan fokus pada pengembangan agrikultur, agroindustri, ekonomi hijau, dan pendidikan Islam global.
Namun, Aceh saat ini masih memiliki tantangan, yakni dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Aceh pada 2023 mencapai 4,23 persen, masih di bawah rata-rata nasional sebesar 5,04 persen.
Di mana, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh dengan sumbangan 29,61 persen. Sebaliknya, kontribusi sektor industri masih minim, hanya mencapai 4,19 persen pada 2022.
“Kondisi ini menunjukkan Aceh masih menghadapi tantangan besar untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan barang dari luar daerah. Potensi besar sumber daya alam Aceh belum sepenuhnya diolah secara maksimal,” katanya.
Dalam rangka mendukung hilirisasi agroindustri, kata dia, Pemerintah Aceh untuk terus berkomitmen memperkuat infrastruktur, konektivitas, pengembangan sumber daya manusia, serta menciptakan ekosistem investasi yang kondusif.
Baca juga: Hilirisasi pertanian padi di Aceh bukan sebuah Keniscayaan
Karena itu, dirinya berharap pertemuan FGD tersebut dapat merumuskan langkah strategis, mengidentifikasi peluang, dan menyusun kebijakan yang mendukung percepatan hilirisasi agroindustri di tanah rencong.
Dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat, adalah modal utama untuk mewujudkan Aceh yang lebih mandiri dan berdaya saing.
"Maka dari itu, kita mengajak semua pihak untuk mendukung dan bersinergi dalam membangun Aceh menuju visi besar Aceh emas 2045," demikian Muhammad Diwarsyah.