"Telah kami evakuasi, dan dibantu warga setempat para santri di Pesantren Nurul Islam ke tempat yang aman," ucap Koordinator Pos SAR Kutacane, Risky Hidayat di Aceh Tenggara, Senin.
Rizky Hidayat mengatakan, para murid pesantren yang terletak di Desa Pinding, Kuning, Kecamatan Bambel tersebut, diungsikan ke tempat yang aman yakni di rumah penduduk.
Meluapnya Sungai Lawe Kinga di Desa Pinding ini, lanjutnya, disebabkan turunnya hujan dalam sepekan terakhir, terutama pada sore hingga malam hari.
Tanggul sungai yang berfungsi sebagai penahan air pecah, sehingga menggenangi pemukiman rumah penduduk di desa tersebut karena berada di daerah aliran sungai sampai jalan lintas Kutacane-Medan.
Kantor SAR Kutacane telah menerima laporan meluap air Sungai Lawe Kinga di Pinding pada Ahad, (3/12) pukul 20.30 WIB.
"Genangan banjir air sungai ini, berkisar antara 80 centimeter hingga satu meter lebih. Sementara jumlah kepala keluarga terkena dampak, masih dalam pendataan oleh pihak terkait," terang Risky.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara, sejak November tahun ini telah meningkatkan status menjadi siaga darurat, menyusul masuknya puncak musim hujan sejak awal bulan ini.
"Untuk mengantisipasi atas kemungkinan bencana banjir, kita telah tetapkan status siaga darurat sejak pekan lalu," ucap Kepala BPBD Aceh Tenggara, Ramadhan.