Kutacane (Antaranews Aceh) - Sebanyak 12 orang petani kopi jenis arabika dari dataran tinggi didiami Suku Gayo, Aceh, mengikuti pelatihan selama empat hari, 16 hingga 19 Januari 2018 di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Ada 12 petani kopi Aceh, dan delapan dari Sulawesi Selatan mengikuti pelatihan," terang Manajer Proyek kerja sama perdagangan dan investasi (TPSA) Kanada, Said Fauzan Baabud melalui telepon seluler dari Kutacane, Rabu.
Ia menjelaskan, total ke-20 orang petani kopi tersebut mendapat pelatihan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) yang berada di bawah naungan lembaga riset perkebunan Indonesia di Jember
Menurutnya, para peserta akan mendapat pemahaman dan pengetahuan terkait dengan pengaruh perubahan iklim yang terjadi saat ini, dan dampaknya terhadap produktivitas tanaman kopi, serta praktik perkebunan kopi yang baik dan berkelanjutan.
Dewasa ini, pengaruh dari perubahan iklim telah menyebabkan hal yang negatif terhadap produktivitas dan kualitas kopi arabika di Indonesia, sehingga sudah menjadi ancaman serius bagi jenis tanaman itu.
"Untuk itu, kita perlu memberikan pengetahuan dan keahlian bagi petani kopi arabika demi melakukan mitigasi akibat pengaruh ini," tuturnya.
Said mengatakan, saat ini konsumen kopi jenis arabika seperti di Kanada, dan negara-negara Amerika Utara juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam industri tersebut.
Data Kementerian Perdagangan menyebut, dalam lima tahun terakhir yakni tepatnya dari 2012 hingga 2016, terjadi peningkatan rata-rata penjualan sebesar 10,3 persen dan nilai perdagangan 21,5 juta dolar AS per tahun.
"Pelatihan ini, diisi penuh dengan praktik langsung ke lapangan yakni perkebunan kopi di Bondowoso, Jawa Timur," tuturnya.
"Ada juga materi prospek pemasaran kopi organik, pengelolaan limbah dari kulit kopi, praktek teknik pembuatan kompos, praktik pengolahan hulu dan hilir kopi," tutur Said.
Sofyan, salah seorang peserta pelatihan ini asal Aceh Tengah mengatakan, materi dan praktik yang diberikan pemateri dinilai pihaknya sangat sesuai dengan kondisi lapangan.
"Saya sangat bersyukur ikut pelatihan di Jember ini, karena kualitas dari pemateri dan fasilitas yang diberikan kepada kita sangat memuaskan," katanya.