Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 402 relawan dari kedokteran hewan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha, guna terciptanya berkurban dengan pendidikan yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
Monitoring tersebut dilakukan relawan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh bersama Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, Kosmetika, dan Makanan (LP-POM), serta UKM Himpunan Mahasiswa Pecinta Hewan Besar dan Ruminansia (HIMPHarsia).
"Jadi kegiatan ini dalam bentuk pengabdian masyarakat monitoring hewan kurban. Kita akan memeriksa kualitas daging, organ-organ yang layak dimakan atau tidak," kata Ketua HIMPHarsia Heriawan di Banda Aceh, Rabu.
Baca juga: DKPPP Lhokseumawe pastikan hewan kurban aman dikonsumsi.
Ia menjelaskan, dalam kegiatan ini melibatkan sebanyak 240 mahasiswa aktif kedokteran hewan, kemudian 120 mahasiswa yang sedang koas dari kedokteran hewan, dan sebanyak 42 orang dosen. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak empat tahun terakhir, saban hari menjelang lebaran kurban.
"Kita mulai pemeriksaan nanti tanggal 10 dan 11 Agustus. Pemeriksaan kami lakukan sebelum dan juga sesudah disembelih,” katanya.
Ia menjelaskan, hewan kurban yang belum disembelih mereka akan memeriksa umurnya melalui gigi, kemudian melihat kondisi mata, tulang dada serta juga hidungnya.
Baca juga: Jelang Idul Adha, pedagang hewan kurban menjamur di Lhokseumawe
Katanya, kalau hidung sapi atau kerbau berlendir berarti hewan tersebut tidak dalam kondisi sehat.
“Kita juga memeriksa seperti pada hati sapi atau kerbau. Kalau terdapat cacing, jenisnya fasciola hepatica itu di hewan kurban akan kita buang. Cacing itu tidak mempengaruhi kualitas daging, tapi sebaiknya organ tersebut dibuang," katanya.
Para relawan ini akan melakukan pemeriksaan beberapa lokasi yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Sebagian besar mereka memfokuskan pengawasan dan pemeriksaan di lingkungan kawasan Unsyiah.