Banda Aceh (ANTARA) - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun 2021 sebesar 2,37 persen atau tidak terjadi koreksi penurunan atau pun kenaikan kata pejabat bank central tersebut.
“Jika dilihat indikator ekonomi kita saat ini, proyeksi ekonomi Aceh tidak terjadi perubahan seperti Sumatera khususnya dan Indonesia umumnya. Perubahan proyeksi ini karena dampak dari COVID-19 salah satunya penerapan PPKM,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani di Banda Aceh, Senin.
Di sela-sela pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang diselenggarakan OJK Provinsi Aceh, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh bersama perusahaan jasa keuangan lainnya, ia menjelaskan berdasarkan indicator ekonomi khususnya komoditas di Aceh tidak terjadi perubahan sehingga proyeksi ekonomi masih tetap.
Proyeksi 2021 pada April untuk Aceh sebesar 2,35 persen dan sumatera 3,53 persen dan pada Juli menjadi 2,37 persen untuk Aceh dan Sumatera 2,68 persen.
Perubahan yang terjadi terhadap proyeksi ekonomi di sumatera khususnya juga disebabkan adanya pemberlakuan PPKM darurat di pulau Jawa beberapa waktu lalu sehingga ikut berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebagai gambaran dampak COVID-19 terhadap Perekonomian Aceh, pada Triwulan I 2021 pertumbuhan ekonomi di Aceh menunjukkan tren penurunan dibandingkan triwulan IV 2020.
Selain itu, jumlah uang tunai yang keluar dari Bank Indonesia (outflow) di Provinsi Aceh pada triwulan I 2021 juga menunjukkan penurunan sebesar -65,63 persen secara yoy.
Kemudian nominal transaksi menggunakan kartu kredit pada triwulan I 2021 menunjukkan penurunan sebesar -18,58 persen secara yoy, sedangkan nominal transaksi menggunakan kartu debit pada triwulan I 2021 menunjukkan penurunan sebesar -16,95 persen secara yoy.
“Salah satu langkah untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi adalah dengan tercapainya vaksinasi secara maksimal untuk membentuk herd immunity sehingga aktivitas ekonomi dapat berjalan normal kembali,” katanya.
Karena itu ia berharap kepada semua pihak untuk menyukseskan program vaksinasi yang menajdi salah satu sarat utama untuk meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi darah dan nasional yang terdampak akibat pandemi COVID-19.