Poso (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah menyepakati kerja sama dengan sejumlah pengusaha asal Jerman untuk membina puluhan petani dalam mengembangkan kopi arabika organik.
“Kita sudah MoU tetapi karena masalah pandemi makanya ditunda tahun ini. Mungkin tahun 2022 kita sudah mulai untuk melanjutkan kerjasamanya,” jelas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Suratno, Sabtu di Poso.
Pengembangan kopi arabika di Kabupaten Poso sudah mencapai 700 hektare di wilayah Kecamatan Lore Piore dan Lore Tengah. Puluhan petani di daerah itu nantinya mendapat pembinaan dari pengusaha asal Jerman untuk mengembangkan kopi arabika organik kualitas ekspor.
“Kami lihat dalam waktu dua tahun, kopi tersebut sudah berbunga dan sebentar lagi akan berbuah, namun belum maksimal,” jelasnya.
Menurutnya, pendampingan petani perlu dilakukan untuk memastikan kualitas kopi saat panen sesuai dengan standar ekspor. Mulai dari penanaman hingga panen dan pengelolaannya akan mendapat pembinaan dari pengusaha asal Jerman.
Suratno mengatakan, selain membina petani, pengusaha asal Jerman juga akan membeli hasil kopi arabika organik dengan harga paling murah Rp75 ribu per kilogram dan mengikuti harga jual di Jerman.
“Kalau penjualan di Jerman tinggi maka akan disesuaikan. Kalau harganya turun, yah sudah dijanjikan tidak akan membeli di bawah harga Rp75 ribu,” sebutnya.
Kerja sama pemerintah kabupaten dengan pengusaha Jerman ini jadi harapan bagus untuk para petani kopi yang mengeluhkan harga penjualan yang tidak stabil. Apalagi untuk sekarang pemasaran kopi belum maksimal dalam menyejahterahkan petani.
“Kalau ini pasarannya sudah jelas ada tinggal petani serius mengembangkan,” tutur Suratno.
Terkait dengan peningkatan perkebunan kopi di Kabupaten Poso khususnya wilayah Lembah Napu, Dinas Pertanian akan mengadakan pelatihan pengelolaan kopi dan pasar kopi untuk para petani.
“Ini penting, sehingga menambah kualitas kopi yang dipasarkan. Kemungkinan minggu depan kita buat pelatihan ini,” tutup Suratno.