Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengurangi mobilitas pada saat memasuki akhir tahun 2021 akibat ditemukannya transmisi lokal dari varian Omicron.
“Dengan ditemukannya kasus transmisi lokal ini, pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk mengurangi mobilitas, terutama dalam masa libur Natal dan Tahun Baru ini. Hindari kerumunan dan juga selalu memakai masker,” kata Nadia dalam Dialog Produktif, Selasa, Utama bertajuk “Mulai Tahun Baru Dengan Kebiasaan Baru” via daring di Jakarta, Selasa.
Nadia menuturkan total kasus Omicron yang sudah ditemukan di Indonesia kini telah mencapai 47 kasus.
Dengan rincian, satu kasus transmisi lokal ditemukan pada seorang laki-laki berusia 37 tahun yang tidak memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri maupun melakukan kontak dengan pelaku perjalanan luar negeri.
Sedangkan 46 kasus yang lebih dulu ditemukan merupakan imported cased atau kasus yang datang dari luar negeri.
Nadia menjelaskan, kasus-kasus impor tersebut langsung diketahui sehingga dapat dilakukan karantina untuk mencegah penyebarannya ke luar juga tracing terhadap kontak eratnya.
Namun, adanya temuan satu kasus transmisi lokal menunjukkan bahwa telah terjadinya infeksi di antara anggota masyarakat di satu wilayah, meski tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Menurut Nadia sebagai bentuk tindak lanjut dari kasus Omicron, pemerintah melakukan proses evakuasi bagi pasien tersebut untuk isolasi di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
“Dinas Kesehatan sudah melakukan koordinasi dengan Kemenparekraf dan tempat-tempat riwayat perjalanan pasien. Seperti restoran di SCBD juga tracing ke pihak-pihak yang kontak erat dengan yang bersangkutan,” ujar dia.
Nadia juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan pemantauan terkait penularan COVID-19 baik di level provinsi maupun kabupaten atau kota.
Karenanya, dia meminta seluruh pemerintah daerah diminta untuk dapat bekerja sama dengan semua pihak untuk terus memantau kondisi. Terutama jika muncul potensi terjadinya kluster akibat Omicron.
“Hal ini untuk mempercepat investigasi dan penilaian apakah terdapat keterkaitan dengan varian baru Omicron atau tidak,” kata Nadia.*