Seoul, Korsel (ANTARA Aceh) - Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, John A Prasetio menyambut kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tiba di Bandara Incheon, Korsel pada Rabu pagi sekitar pukul 08.30 waktu setempat.
Dubes mengenakan pakaian jas berwarna hitam menyalami Wapres JK dan Ibu Mufidah Kalla setelah keduanya turun dari pesawat Garuda Indonesia GA 878.
Setelah penyambutan, Wapres beserta rombongan meninggalkan Bandara Incheon menuju penginapan Hotel Conrad di Kota Seoul.
Rencananya, Wapres beserta rombongan akan mengunjungi Negeri Ginseng itu 26-30 Agustus 2015.
Agenda pertama yang akan dilakukan Wapres pada Rabu adalah menerima Sekretaris Jenderal International Conference of Asian Political Parties Chung Eui-yong pada pukul 11.30 waktu setempat.
Acara kedua, menurut agenda Setwapres, yaitu Business Luncheon bersama perusahaan baja Posco pada pukul 12.30 waktu setempat.
Wapres mengunjungi Korsel untuk menjadi pembicara utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi Dunia mengenai "Perdamaian, Keamanan dan Pembangunan Manusia" yang diselenggarakan di Seoul.
KTT yang diselenggarakan ketiga kalinya oleh Federasi Perdamaian Universal tersebut akan berlangsung pada 27-31 Agustus 2015 di Seoul.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Federasi Perdamaian Universal berstatus Konsultatif Khusus dengan Dewan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam KTT tersebut, sejumlah delegasi akan bertukar pandangan serta berbagi pengalaman mengenai penyelesaian konflik dan upaya perdamaian di negara masing-masing.
Selain itu pada 28 Agustus 2015, para delegasi akan diundang untuk menghadiri Penyerahan Penghargaan Perdamaian Sunhak kepada tokoh dunia atau institusi yang telah melakukan upaya dan berkontribusi terhadap perdamaian yang abadi dan berkelanjutan.
Sebelumnya pada Kamis hingga Sabtu pekan lalu, hubungan Korea Selatan dan Korea Utara memanas akibat insiden ledakan ranjau yang diduga ditanam oleh Korut.
Setelah itu Korsel melakukan propaganda anti-Pyongyang menggunakan pengeras suara yang membuat geram Presiden Korut Kim Jong-un sehingga menyiapkan tentaranya untuk siaga berperang.
Namun keadaan kembali dapat ditenangkan setelah kedua negara melakukan perundingan maraton sejak Minggu dan mencapai kesepakatan pada Selasa lalu.
Kesepakatan itu antara lain bahwa Korut menyatakan penyesalan atas kejadian ledakan ranjau dan Korsel menghentikan propagandanya.
Selain itu, kedua Korea juga sepakat akan melakukan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea.
Dubes mengenakan pakaian jas berwarna hitam menyalami Wapres JK dan Ibu Mufidah Kalla setelah keduanya turun dari pesawat Garuda Indonesia GA 878.
Setelah penyambutan, Wapres beserta rombongan meninggalkan Bandara Incheon menuju penginapan Hotel Conrad di Kota Seoul.
Rencananya, Wapres beserta rombongan akan mengunjungi Negeri Ginseng itu 26-30 Agustus 2015.
Agenda pertama yang akan dilakukan Wapres pada Rabu adalah menerima Sekretaris Jenderal International Conference of Asian Political Parties Chung Eui-yong pada pukul 11.30 waktu setempat.
Acara kedua, menurut agenda Setwapres, yaitu Business Luncheon bersama perusahaan baja Posco pada pukul 12.30 waktu setempat.
Wapres mengunjungi Korsel untuk menjadi pembicara utama dalam Konferensi Tingkat Tinggi Dunia mengenai "Perdamaian, Keamanan dan Pembangunan Manusia" yang diselenggarakan di Seoul.
KTT yang diselenggarakan ketiga kalinya oleh Federasi Perdamaian Universal tersebut akan berlangsung pada 27-31 Agustus 2015 di Seoul.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Federasi Perdamaian Universal berstatus Konsultatif Khusus dengan Dewan Sosial dan Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam KTT tersebut, sejumlah delegasi akan bertukar pandangan serta berbagi pengalaman mengenai penyelesaian konflik dan upaya perdamaian di negara masing-masing.
Selain itu pada 28 Agustus 2015, para delegasi akan diundang untuk menghadiri Penyerahan Penghargaan Perdamaian Sunhak kepada tokoh dunia atau institusi yang telah melakukan upaya dan berkontribusi terhadap perdamaian yang abadi dan berkelanjutan.
Sebelumnya pada Kamis hingga Sabtu pekan lalu, hubungan Korea Selatan dan Korea Utara memanas akibat insiden ledakan ranjau yang diduga ditanam oleh Korut.
Setelah itu Korsel melakukan propaganda anti-Pyongyang menggunakan pengeras suara yang membuat geram Presiden Korut Kim Jong-un sehingga menyiapkan tentaranya untuk siaga berperang.
Namun keadaan kembali dapat ditenangkan setelah kedua negara melakukan perundingan maraton sejak Minggu dan mencapai kesepakatan pada Selasa lalu.
Kesepakatan itu antara lain bahwa Korut menyatakan penyesalan atas kejadian ledakan ranjau dan Korsel menghentikan propagandanya.
Selain itu, kedua Korea juga sepakat akan melakukan reuni keluarga yang terpisah akibat Perang Korea.