Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan Blok Andaman terdiri atas tiga wilayah kerja, yaitu Andaman I, yang dikelola Mubadala Petroleum RSC Ltd, Andaman II oleh Premier Oil Andaman Ltd, dan Andaman III oleh Repsol Andaman BV dengan potensi masing-masing diperkirakan rata-rata enam triliun kaki kubik (TCF).
"Andaman itu (letaknya) cenderung dekat dengan Thailand, gabungnya ke sana," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Penemuan cadangan Migas di Aceh jadi daya tarik investor
Baca juga: Penemuan cadangan Migas di Aceh jadi daya tarik investor
Tutuka menyampaikan bahwa pihaknya kini sedang menunggu hasil analisis temuan itu yang kemungkinan bisa jadi temuan terbesar di dunia.
"Kalau ketemu lagi (gas), Blok (Andaman) I, II dan III itu terbesar di dunia. Karena memang gede sekali. Kalau ketemu nanti, melebarnya ke Thailand. Mereka mungkin nanti mencari juga karena arahnya ke sana," imbuhnya.
Kementerian ESDM mengungkapkan pengeboran yang dilakukan Premier Oil telah berhasil menemukan cadangan gas di Sumur Timpan, Blok Andaman II.
Baca juga: Penemuan cadangan Migas jadi harapan baru kemakmuran Aceh
Pengeboran yang dilakukan di Andaman III juga mendapatkan hasil menggembirakan. "Sekarang masih proses pengeboran ke (sumur) Rencong. Kita tunggu tahun ini," ujar Tutuka.
Selain Blok Andaman I, II dan III, potensi migas di Aceh juga diharapkan dari Blok Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Blok Offshore South West Aceh (Singkil) yang ditawarkan melalui penawaran langsung (joint study).
Baca juga: Cari cadangan migas, BPMA dan Repsol lakukan pemboran laut dalam perairan Aceh
Akses bid document kedua WK itu mulai pada 20 Juli 2022 sampai dengan 2 September 2022. Sedangkan, batas waktu pemasukan dokumen partisipasi pada 6 September 2022.
"Singkil cukup besar, Meulaboh cukup besar. Jadi discovery-nya masih cukup besar," papar Tutuka.
Meski potensi migas di Singkil dan Meulaboh diperkirakan cukup besar, namun ada tantangan yang harus dihadapi yaitu kondisi geologi yang kompleks.
Wilayah kerja migas lainnya yang terletak di Aceh adalah Blok Arakundo. Blok itu ditawarkan melalui mekanisme lelang reguler.
Akses bid document Arakundo terhitung mulai 20 Juli 2022 hingga 15 November 2022 dengan batas waktu pemasukan dokumen partisipasi pada 17 November 2022.
Baca juga: Penemuan cadangan Migas jadi harapan baru kemakmuran Aceh
Pengeboran yang dilakukan di Andaman III juga mendapatkan hasil menggembirakan. "Sekarang masih proses pengeboran ke (sumur) Rencong. Kita tunggu tahun ini," ujar Tutuka.
Selain Blok Andaman I, II dan III, potensi migas di Aceh juga diharapkan dari Blok Offshore North West Aceh (Meulaboh) dan Blok Offshore South West Aceh (Singkil) yang ditawarkan melalui penawaran langsung (joint study).
Baca juga: Cari cadangan migas, BPMA dan Repsol lakukan pemboran laut dalam perairan Aceh
Akses bid document kedua WK itu mulai pada 20 Juli 2022 sampai dengan 2 September 2022. Sedangkan, batas waktu pemasukan dokumen partisipasi pada 6 September 2022.
"Singkil cukup besar, Meulaboh cukup besar. Jadi discovery-nya masih cukup besar," papar Tutuka.
Meski potensi migas di Singkil dan Meulaboh diperkirakan cukup besar, namun ada tantangan yang harus dihadapi yaitu kondisi geologi yang kompleks.
Wilayah kerja migas lainnya yang terletak di Aceh adalah Blok Arakundo. Blok itu ditawarkan melalui mekanisme lelang reguler.
Akses bid document Arakundo terhitung mulai 20 Juli 2022 hingga 15 November 2022 dengan batas waktu pemasukan dokumen partisipasi pada 17 November 2022.