Lhokseumawe (ANTARA Aceh) - Pemuda Muhammadiyah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, menggelar festival "Seudati", tari tradisional Aceh di Lhokseumawe, Senin.
Festival dalam rangka peringatan Milad Pemuda Muhammadiyah ke-84 dan dibuka Wali Kota Suaidi Yahya tersebut diikuti 23 klub, mulai tingkat SD, SMP sampai tingkat SMA selama dua hari.
Wali Kota mengatakan, pihaknya menyambut baik festival Seudati itu, karena selain melestarikan seni budaya daerah juga menjadi salah satu usaha untuk menjalin silaturahmi antar sesama seniman.
Apalagi, lanjut Wali Kota, Seudati merupakan salah satu kesenian tertua di Aceh dan lahir dari daerah pesisir, sehingga patut untuk terus dipertahankan dan dikembangkan pada generasi muda.
Pada kesempatan itu, Suaidi Yahya juga mengisahkan sejarah lahirnya Seudati pada masyarakat Aceh, dimana awalnya sehabis pulang melaut, masyarakat pada masa lalu melakukan Seudati yang diiringi syair.
Syair yang dibacakan oleh seorang syeh juga membahas masalah agama, sehingga Seudati selain sebagai sebuah seni dalam masyarakat Aceh, juga sebagai salah satu sarana media dakwah dan penyampaian pesan-pesan agama, tutur Wali Kota.
Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Lhokseumawe Abdul Gani Al Haitami menambahkan, pihaknya akan berusaha agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang.
Ia juga siap bekerjasama dengan Pemko Lhokseumawe untuk melestarikan budaya dan seni daerah.
Festival dalam rangka peringatan Milad Pemuda Muhammadiyah ke-84 dan dibuka Wali Kota Suaidi Yahya tersebut diikuti 23 klub, mulai tingkat SD, SMP sampai tingkat SMA selama dua hari.
Wali Kota mengatakan, pihaknya menyambut baik festival Seudati itu, karena selain melestarikan seni budaya daerah juga menjadi salah satu usaha untuk menjalin silaturahmi antar sesama seniman.
Apalagi, lanjut Wali Kota, Seudati merupakan salah satu kesenian tertua di Aceh dan lahir dari daerah pesisir, sehingga patut untuk terus dipertahankan dan dikembangkan pada generasi muda.
Pada kesempatan itu, Suaidi Yahya juga mengisahkan sejarah lahirnya Seudati pada masyarakat Aceh, dimana awalnya sehabis pulang melaut, masyarakat pada masa lalu melakukan Seudati yang diiringi syair.
Syair yang dibacakan oleh seorang syeh juga membahas masalah agama, sehingga Seudati selain sebagai sebuah seni dalam masyarakat Aceh, juga sebagai salah satu sarana media dakwah dan penyampaian pesan-pesan agama, tutur Wali Kota.
Sementara itu, Ketua Pemuda Muhammadiyah Lhokseumawe Abdul Gani Al Haitami menambahkan, pihaknya akan berusaha agar kegiatan serupa dapat dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang.
Ia juga siap bekerjasama dengan Pemko Lhokseumawe untuk melestarikan budaya dan seni daerah.