Meulaboh (ANTARA) - Korem 012 Teuku Umar bersama Kodim 0105 Aceh Barat dan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menggelar latihan penanggulangan bencana alam yang dipusatkan di Lapangan Bola Kaki Desa Peunaga Paya, Kecamatan Meureubo.
"Latihan penanggulangan bencana alam ini merupakan penjabaran dari UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang tugas dan peran TNI," kata Komandan Korem 012 Teuku Umar Kolonel Inf Riyanto dalam keterangan tertulis diterima Rabu malam di Meulaboh.
Ada pun penjabaran dari UU RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang tugas dan peran TNI tersebut, kata danrem, diantaranya melaksanakan tugas Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang di dalamnya melakukan bantuan Penanggulangan Bencana Alam dan SAR, bantuan kemanusiaan serta atas permintaan pemerintah daerah.
Danrem Riyanto mengatakan latihan penanggulangan bencana alam, SAR dan bantuan kemanusiaan merupakan hal yang sangat perlu dan urgent harus dilakukan.
Menurutnya, dalam kondisi damai serta menilik sesuai aturan bahwa TNI melaksanakan OMSP yang telah tertuang dalam 14 rincian tugas dan salah satu diantaranya ialah membantu pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana alam.
Berdasarkan amanah tersebut, kata dia, sudah menjadi kewajiban TNI untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan seluruh komponen bangsa lainnya melakukan kesiapsiagaan mengantisipasi musibah bencana alam.
Danrem Riyanto mengatakan wilayah barat selatan Aceh memiliki kultur geografis yang rentan berpotensi terjadi bencana alam, terutama kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) setiap tahunnya.
Hal ini diperparah lagi oleh kurangnya tingkat kesadaran dan taat aturan dari oknum masyarakat yang tidak bijak sehingga memicu Karhutla dengan frekuensi yang cukup tinggi.
"Wilayah Barat Selatan merupakan daerah sangat panas dan memiliki tekstur kadar tanah yang didominasi unsur karbon, serta gas metan akibat dari proses pembusukan daun - daunan, kayu - kayu maupun sejenisnya yang mudah tersulut api," kata danrem.
Menurutnya, ini menjadi faktor - faktor yang sangat dominan terjadi Karhutla. Ditambah lagi oleh aktor - aktor atau segelintir oknum masyarakat yang mencari jalan pintas membuka lahan dengan cara membakar.
Untuk itu, kontigensi plan dan mitigasi meminimalisir Karhutla harus disiapkan dengan matang, salah satunya melalui latihan penanggulangan dan bencana alam.
"Tidak lupa pula kita juga memberikan edukasi kepada masyarakat untuk ikut andil dalam pengendalian bencana alam terutama Karhutla", tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga mengajak komunitas - komunitas (Trail) untuk ikut membantu memegang peranan penting meminimalisir agar tidak terjadi bencana.
Pihaknya juga melibatkan perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di radius potensi terjadi Karhutla.