Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Disnakermobduk) Aceh bersama Forum Komunikasi Jejaring Pemagangan (FKJP) mengajak anak muda di provinsi itu mengikuti program magang perhotelan internasional di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Kesempatan ini diberikan kepada 20 pemuda Aceh untuk dipersiapkan sebagai calon pekerja di hotel bertaraf internasional di Qatar, Uni Emirates Arab (UEA), Saudi dan Turki," kata Kepala Disnakermobduk Aceh Akmil Husen di Banda Aceh, Sabtu.
Pendaftaran pelatihan dan magang di Mataram dilaksanakan selama lima bulan dan telah dibuka pada 25 hingga 31 Januari 2023.
Akmil mengatakan persyaratan yang harus dipenuhi yaitu berusia 19 hingga 30 tahun, memiliki KTP Aceh, tinggi badan 162 cm (pria), 157 cm (wanita), tidak berstatus pelajar atau karyawan, minimal lulusan SMA.
Kemudian, lancar berbicara bahasa Inggris, berkomitmen menyelesaikan program pelatihan dan magang selama lima bulan di NTB, dan memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri.
Untuk biaya pelatihan dan pemagangan di NTB, kata Akmil, seperti transportasi pesawat, uang saku, asuransi, dan sewa tempat tinggal selama program berjalan sepenuhnya dibiayai Pemerintah Aceh.
“Kami harapkan dengan adanya program ini, anak muda Aceh memiliki kesempatan bekerja yang layak di luar negeri,” ujarnya.
Akmil mengatakan program pelatihan dan pemagangan pemuda Aceh ke Mataram tersebut mulai diperkenalkan Disnakermobduk Aceh dan FKJP sejak 2022. Di mana sebelumnya Pemerintah Aceh hanya mengirimkan sepuluh orang saja.
"Saat ini, seorang alumni magang di NTB, Lesman Kujaya asal Aceh Tenggara, sudah bekerja di kapal pesiar Aida Bella, sementara peserta lainnya dalam persiapan dokumen untuk berangkat kerja ke luar negeri," katanya.
Akmil menambahkan program pelatihan dan pemagangan itu sangat strategis dalam penyiapan tenaga kerja Aceh, sehingga mereka bisa benar-benar langsung masuk ke dunia kerja.
“Karena itu, kesempatan seperti ini jangan disia-siakan. Contoh keberhasilan sudah ada seperti alumni tahun lalu,″ kata Akmil Husin.