Dengan peringatan bahwa kita memiliki potensi melampaui batas itu, maka semangat "bacalah" itu yang bisa membawa kita kembali ke rel sebagai manusia mulia dengan tugas memeragakan sifat-sifat Tuhan di muka Bumi ini.
"Bacalah" itu bukan hanya yang ada di luar, melainkan juga membaca ke dalam diri. Dalam bahasa agama, membaca ke dalam diri disebut "tafakkur" dan dalam bahasa universal disebut dengan kontemplasi.
Dengan kita lebih banyak tafakkur, maka sebetulnya tidak banyak waktu untuk berselisih dengan pihak lain, apalagi jika kesadaran tertinggi sudah bisa dirasakan bahwa sejatinya, segala sesuatu yang kita perbuat hakikatnya akan kembali kepada diri.
Ketika kita menyakiti orang lain, hanya soal waktu, hal itu akan kembali kepada kita. Sebaliknya, ketika kita menanam kebaikan untuk orang lain, maka di waktu tertentu kita juga akan memanen buah dari kebaikan itu.
Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya berisi nilai-nilai pendidikan dengan pemaknaan tidak sekadar dijalani dengan menahan diri dari makan dan minum di siang hari. Agama mengajarkan kita untuk beriktikaf di malam hari pada 10 hari terakhir bulan suci ini.
Nuzulul Quran dan pesan literasi
Oleh Masuki M. Astro Jumat, 7 April 2023 17:55 WIB