Dalam konteks era digital saat ini, sangat penting membaca yang tertulis di media sosial, kemudian dilanjutkan dengan bacaan apa di balik yang tertulis itu, dengan didasari oleh rahman dan rahim, sehingga tidak memunculkan kegaduhan. Kegaduhan muncul akibat dari pembacaan atas fenomena, dengan melepaskan sandaran atau "dengan nama Tuhan" dalam Surat Al 'Alaq itu.
Ketika media sosial diwarnai dengan gemuruh perselisihan satu warganet dengan warganet lainnya, dapat disimpulkan bahwa dalam pembacaan atas fenomena, khususnya dalam realitas nyata yang kemudian diekspresikan lewat media sosial, tidak mengikutkan nama Tuhan di dalamnya.
Kejadian yang telah membuat luka hati antara satu dengan lainnya itu akibat kita lepas dari sifat rahman dan rahim yang sejatinya sifat paling tinggi dari Ilahi itu harus selalu menjadi penggerak kita dalam menjalankan sesuatu.
Jika pembacaan dan sikap kita atas sesuatu selalu diikuti dengan "nama Tuhan", maka semua aspek kehidupan akan diwarnai kesejukan, meskipun secara tampak mata ada konflik. Hanya saja, konflik yang dalam diri person-person yang selalu menyadari bersemayamnya sifat-sifat Tuhan dalam diri, akan selalu tampil dengan sikap sejuk dan damai.
Kecenderungan manusia untuk berkonflik satu sama lain itu agaknya merupakan perwujudan dari peringatan dalam Surat Al 'Alaq di Ayat 5, "Sekali-kali tidak. Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas".
Nuzulul Quran dan pesan literasi
Oleh Masuki M. Astro Jumat, 7 April 2023 17:55 WIB