Banda Aceh (ANTARA) - Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Perhimpunan Rakyat Progresif (PRP) Provinsi Aceh mendorong anak muda terlibat aktif dan peka terhadap politik lokal maupun nasional, sehingga nantinya bisa menjadi penentu arah kebijakan.
“Di beberapa negara, anak mudanya di usia 20 sampai 30 tahun ke atas sudah menjadi pemimpin. Misalnya menjadi menteri, bahkan perdana menteri. Kita juga bisa," kata Ketua PRP Aceh Zulfazli dalam keterangannya di Banda Aceh, Sabtu.
Pernyataan tersebut disampaikan Zulfazli usai dilantik sebagai oleh Sekretaris Jenderal DPP PRP, M Huda Prayoga di Kota Banda Aceh, Jumat (22/9).
Menurut Zulfazli, anak muda khususnya di Aceh perlu didorong keterlibatannya dalam perpolitikan, sehingga nantinya semakin banyak pemimpin dari generasi muda, mereka akan muncul sebagai penentu kebijakan.
Sekarang ini, kata dia, terdapat 60 persen segmen generasi muda dari jumlah penduduk di Indonesia. Tentunya potensi harus dimanfaatkan untuk memperjuangkan aspirasinya..
"Diperlukan banyak pemimpin muda sebagai representasi, sekaligus saluran aspirasi,” ujarnya.
Zulfazli menuturkan secara objektif terdapat keinginan dari generasi muda untuk bisa terlibat lebih jauh dalam kepemimpinan nasional. Karena, pihaknya terus mendorong semangat anak muda agar terlibat sejak awal.
Ia menambahkan tantangan zaman membutuhkan kecepatan dengan melibatkan generasi muda dalam mengakselerasi pembangunan. Apalagi, Indonesia ke depan punya target agar bisa menjadi negara maju.
“Generasi muda itu jangan dianggap tidak punya kemampuan, tidak punya kapasitas. Generasi muda memiliki energi yang masih prima, sangat adaptif dengan perkembangan teknologi serta daya kreativitas yang tinggi,” tuturnya.
Zulfazli berharap Perhimpunan Rakyat Progresif ini benar-benar bisa menjawab tantangan zaman terkait kebutuhan kepemimpinan muda di era bonus demografi.
“Tentunya ini menjadi motivasi bagi kita untuk dapat menghasilkan para pemimpin muda sesuai dengan bidangnya masing-masing,“ pungkas Zulfazli.