Banda Aceh (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat di provinsi ujung barat Indonesia tersebut.
"Kami terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Provinsi Aceh. Meningkatkan literasi dan inklusi keuangan akan berdampak pada kesejahteraan keuangan masyarakat," kata Kepala OJK Aceh Yusri di Banda Aceh, Selasa.
Literasi keuangan adalah pengetahuan, ketrampilan, dan keyakinan dalam pengelolaan keuangan. Sedangkan inklusi keuangan adalah ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan.
Baca juga: OJK: Kinerja jasa keuangan di Aceh tumbuh positif
Berdasarkan survei 2022, kata Yusri, tingkat literasi keuangan di Aceh mencapai 49,87 persen. Artinya, dari 100 orang, 50 orang di antaranya sudah memahami apa itu keuangan. Tingkat literasi keuangan masyarakat Aceh lebih tinggi dari nasional yang hanya 49,68 persen.
Sedangkan tingkat inklusi keuangan, mencapai 89,87 persen. Sedangkan tingkat inklusi keuangan nasional hanya 85,10 persen. Artinya, akses masyarakat terhadap layanan produk keuangan di Aceh termasuk tinggi, kendati literasi masih rendah, kata Yusri.
"Semua ini tidak terlepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan dan komitmen bersama lembaga jasa keuangan di Provinsi Aceh yang terus berupaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat," katanya.
Menurut Yusri, upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan tidak dapat dilakukan satu atau dua pihak saja. Akan tetapi, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi bersama semua pihak, terutama lembaga keuangan.
"Kami mengapresiasi semua pemangku kepentingan yang mendukung upaya-upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, seperti lembaga perbankan, lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan lainnya," kata Yusri.
Baca juga: Ribuan santri ikuti sosialisasi literasi dan inklusi keuangan di Aceh
OJK berkomitmen tingkatkan literasi dan inklusi keuangan di Aceh
Selasa, 24 Oktober 2023 18:21 WIB