Banda Aceh (ANTARA) - Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haythar mengumpulkan para Rektor Universitas se-Aceh dalam rangka rencana pengiriman pelajar Aceh ke Singapura dan Rusia.
"Wali Nanggroe sudah mengajak universitas di Rusia dan Singapura untuk bekerjasama dengan Aceh, sekarang kita harus mempersiapkan untuk dapat ikut dalam program ini,” kata Katibul Wali, Drs Muhammad Diwarsyah, di Aceh Besar, Selasa.
Adapun yang hadir dalam pertemuan tersebut yakni Wakil Rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Wakil Rektor UIN Ar Raniry Banda Aceh, Wakil Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Lhokseumawe.
Baca juga: Tgk Malik Mahmud kembali diangkat menjadi Wali Nanggroe Aceh
Kemudian, Wakil Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh, Wakil Rektor Universitas Al Muslim, Perwakilan Universitas Samudra Langsa, dan Wakil Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh.
Dalam pertemuan tersebut, Wali Nanggroe Tgk Malik Mahmud meminta kepada perwakilan kampus segera mengirimkan nama-nama untuk dilibatkan dalam program pengiriman pelajar, baik ke Singapura maupun Rusia.
“Saya minta sebelum Juli sudah diberikan kepada kami nama-nama yang akan kita kirim. Insya Allah kita akan kirim untuk berbagai bidang studi belajar di dua negara tersebut,” katanya.
Dirinya menyampaikan, proses yang sudah dibangun selama dua tahun terakhir ini, baru Singapura dan Rusia yang sudah menyatakan komitmen untuk membantu Aceh, khususnya di bidang pendidikan.
“Peluang ini harus kita manfaat secara maksimal. Kalau kita tidak penuhi, mereka akan tutup pintu, tidak akan percaya lagi dengan kita,” ujarnya.
Terhadap upaya yang telah ditempuh Wali Nanggroe Aceh tersebut mendapatkan sambutan baik dari para perwakilan rektor universitas se-Aceh itu.
Wakil Rektor USK Banda Aceh, Prof Taufiq Saidi mengatakan, rencana pengiriman pelajar ke Singapura dan Rusia merupakan gebrakan yang sangat positif bagi pengembangan pendidikan Aceh.
Seperti diketahui, Singapura dan Rusia merupakan negara yang memiliki universitas dengan status sebagai top dunia.
Khususnya ke Rusia, untuk mengantisipasi kendala pada penguasaan bahasa, pihaknya akan segera mendorong untuk terbentuknya pusat studi Bahasa Rusia di USK Banda Aceh.
"Nanti aksesnya bukan hanya untuk mahasiswa, dan juga para siswa-siswi yang memiliki ketertarikan untuk melanjutkan pendidikan ke Rusia," demikian Prof Taufiq Saidi.
Baca juga: Wali Nanggroe Aceh harapkan presiden terpilih realisasikan MoU Helsinki