Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Dosen Fukultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, M Adli Abdullah, berhasil mempertahankan disertasi berjudul "The History of Tun Seri Lanang in the Kingdom of Aceh and His Role in Enforcing Adat Aceh (Sejarah Tun Seri Lanang dalam Kerajaan Aceh dan Peranannya dalam Adat Aceh) di USM Malaysia, Jumat (4/8).
M Adli mempertahankan disertasinya itu dihadapan 4 orang dewan penguji terdiri dari Prof. Dr. Ahmad Kamal bin Muhammad Rus (Univerisiti Malaya), Prof Dr Abu Talib bin Ahmad (USM), Dr Azmah binti Abdul Manaf (USM) dan Dr Salasiah Che Lah (USM).
Ujian Disertasi yang dibimbing oleh Prof Dr Azmin Arifin dan Prof Dr Abdurrahman Ismail berlangsung di ruang seminar Pusat Kajian Ilmu Kemanusiaan Universiti Sains Malaysia, Pulau Penang.
Adli tampil dengan percaya diri ketika diminta mempresentasikan temuan-temuan dalam disertasinya.
Menurut Adli, disertasinya tersebut berangkat dari simpang siurnya asal usul penamaan hukum adat oleh para sarjana Eropa.
Adli mengungkapkan data yang mencengangkan. Menurutnya, pemahaman hukum adat selama ini tidak seluruhnya tepat.
Hukum adat yang dipahami sekarang didasarkan pada pemikiran Eropa sentris. Padahal sebelum datangnya penjajah Eropa ke Nusantara di Aceh, Aceh telah memiliki sistem hukum sendiri yang terkodifikasi dalam kitab ma bain as salatin (Adat Aceh) yang di pengaruhi oleh konstitusi Turki.
Di sinilah salah satu peran TSL dalam mengkompilasikan informasi sehingga lahirnya kitab tersebut, ungkap Adli di depan dewan penguji.
Sidang tersebut juga dihadiri oleh kolega dari Aceh Dr Teuku Muttaqin Mansur, MH, teman-teman Aceh yang sedang menempuh studi di USM, serta turut disemangati oleh dua orang putranya, Saidil Mukammil (14) dan Ikhwanul Kiram (13).