Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh mengusung tiga sektor strategis untuk meningkatkan investasi berkelanjutan di provinsi paling barat Indonesia itu, yakni digitalisasi, energi hijau dan pariwisata.
"Itu sangat relevan dengan komitmen kami untuk menjadikan Aceh sebagai pusat investasi berkelanjutan. Pengembangan usaha yang baik juga dapat meningkatkan pembangunan," kata Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, di Aceh Besar, Rabu.
Pernyataan itu disampaikan Safrizal ZA dalam kegiatan Aceh Gayo Sustainable Investment
Dialogue (AGASID) atau dialog investasi berkelanjutan 2024 yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, di Aceh Besar.
Baca juga: Berkat Hilirisasi nilam bawa Aceh ke Pasar Dunia
Dialog yang mengangkat tema “Dari visi menjadi kenyataan: Meningkatkan daya tarik investasi Aceh melalui digitalisasi, energi hijau, dan pariwisata berkelanjutan,” tersebut turut dihadiri sejumlah pengusaha hingga perwakilan dari berbagai negara sahabat.
Safrizal mengatakan, AGASID 2024 ini memberikan kesempatan kepada berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berdiskusi mengenai pembangunan berkelanjutan dan investasi terhadap tiga sektor strategis tersebut.
Dirinya menjelaskan, investasi digitalisasi berperan penting dalam meningkatkan, efisiensi, daya saing, dan konektivitas di berbagai sektor.
Sementara energi hijau, menjadi kunci transisi menuju ekonomi rendah karbon. Aceh memiliki potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan seperti hidro dan biomassa.
Selain itu, pariwisata berkelanjutan dipromosikan sebagai strategi utama untuk memanfaatkan keragaman budaya dan keindahan alam Aceh dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
"Pengembangan investasi di sektor-sektor strategis ini diharapkan dapat memperkuat perekonomian Aceh, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Melalui AGASID ini, lanjut Safrizal, diharapkan terjalinnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat internasional untuk membantu mewujudkan Aceh menjadi pusat investasi berkelanjutan.
Ia menuturkan, berdasarkan laporan world investment report (WIP) 2024, tahun ini lingkungan investasi internasional sedang mengalami tantangan.
Namun, Pemerintah Aceh tetap berkomitmen
untuk meningkatkan daya saing dengan efisiensi bisnis, pemerintahan, serta kinerja ekonomi, serta terus menciptakan iklim investasi berkelanjutan, ramah, dan kompetitif.
Salah satu langkahnya, adalah dengan menyediakan atau memberikan berbagai kemudahan dan fasilitas serta dukungan kebijakan investasi bagi para investor.
Maka dari itu, dirinya meminta kepada seluruh perwakilan negara sahabat untuk turut serta menyebarkan berita positif tentang kemudahan berinvestasi di Aceh.
"Kami berharap melalui kolaborasi dan kontribusi semuanya, kita dapat mewujudkan visi pembangunan yang berkelanjutan di Aceh," kata Safrizal ZA.
Baca juga: Bagaimana Bustami dan Mualem kelola tambang jika jadi Gubernur Aceh?
Sementara itu, Plh Kepala DPMPTSP Aceh, Feriyana mengatakan bahwa AGASID ini sudah memasuki penyelenggaraan tahun keempat, artinya telah menjadi forum penting dan strategis bagi Aceh.
Melalui event ini lanjut dia, DPMPTSP berupaya untuk membuka ruang dialog yang konstruktif bagi para pemangku kepentingan di sektor investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri guna melihat lebih dekat potensi Aceh.
AGASID sendiri bertujuan untuk menarik minat investasi yang berkelanjutan ke Aceh dengan mempromosikan potensi besar dari sektor strategis tersebut.
"Kami berharap AGASID ini dapat menjadi ajang bagi para investor untuk mengeksplorasi peluang investasi di Aceh, sekaligus mendiskusikan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan global saat ini," demikian Feriyana.
Baca juga: Tiga investor berminat bangun pabrik minyak goreng di Aceh