Aceh Tamiang (ANTARA Aceh) - Pertamina EP Field Rantau bersama Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI) mendirikan rumah informasi pengembangbiakan tuntong laut (Batagor Borneoensis) di Kabupaten Aceh Tamiang dalam upaya menyelamatkan binatang itu dari kepunahan.
"Selamatkan tuntong laut di Kabupaten Aceh Tamiang ini, sebab spesies ini adalah komunitas nomor urut ke-25 terpunah di dunia," kata Presiden Direktur PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf kepada wartawan usai meresmikan rumah informasi pengembangbiakan tuntong di Desa Pusong Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Rabu..
Nanang menegaskan, tuntong merupakan suatu spesies yang saat ini sudah mengalami penurunan populasinya hingga menjurus punah akibat kerusakan ekosistem mangrove tempat habitatnya, sehingga perlu upaya pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang disebabkan oleh manusia, alam, spesies invasif, hama dan penyakit.
"Program konservasi tuntong laut ini merupakan wujud keberhasilan lintas instansi dan masyarakat, yaitu antara Pertamina EP, BKSDA, Pemkab Aceh Tamiang, YSLI dan masyarakat Pusung Kapal yang telah menjadi pelopor dalam menjaga lingkungan dan kelestarian tuntong," ungkapnya.
Nanang, atas nama Pertamina EP, sangat mengapresiasi seluruh komitmen yang diberikan oleh masing-masing pihak, antara lain komitmen dari YSLI sebagai LSM yang bergerak di bidang pelestarian konservasi dan ekosistem tuntong laut di Kabupaten Aceh Tamiang.
Berkat upaya YSLI sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan masyarakat lokal dari memburu telur dan daging tuntong laut dan kemudian menjadi pejuang-pejuang yang menjaga kelestariannya.
Komitmen lainnya diwujudkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan terbitnya Qanun No.3 Tahun 2016 tentang Perlindungan Spesies Tuntong Laut yang didukung agar kedepannya dapat menjadi landasan daerah-daerah lainnya untuk menetapkan peraturan-peraturan sejenis.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA) yang dari awal sudah sangat mensupport untuk bersama-sama melestarikan tuntong laut di "Serambi Mekah".
"Upaya pelestarian spesies tuntong laut yang memiliki status sangat terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah IUCN beserta ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat," jelasnya.
Menurutnya dalam rangka melestarikan spesies tuntong perlu dilakukan upaya pelestarian secara komprehensif, antara lain berupa pemantauan dan peningkatan populasi, pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM, perbaikan habitat, pemberdayaan masyarakat di sekitar habitat, pembangunan, perbaikan dan pengembangan fasilitas pendukung yang bersifat sementara atau permanen.
"Dalam hal ini menjadi komitmen Pertamina EP yang sudah kami rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati," terangnya.
Acara peresmian rumah informasi tuntong laut tersebut dihadirin Dandim 0104/Aceh Timur, Letkol Inf Amril Haris Isya Siregar SE, Field Manager PEP Rantau Field Richard Muthalib, Kepala BKSDA Aceh, Sapto Adi Pranowo, Kepala BLHK Aceh Tamiang, Samsul Rizal, Kepala Dinas Kelautan Aceh Tamiang, Fuadi serta jajaran Muspika Kecamatan Seruway, para perangkat kampung dan seluruh masyarakat setempat.