Kutacane (Antaranews Aceh) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Wilayah Sumatera Bagian Utara menyatakan, terdapat 84 pangkalan elpiji bersubsidi kemasan tabung tiga kilogram di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh.
"Adada 84 pangkalan dengan dua agen penyalur di Aceh Tenggara," kata Humas Pertamina MOR I Sumbagut, Rizky Diba Avrita melalui sambungan telepon seluler dari Kutacane, Jumat.
Hal itu diungkapkan Rizky terkait kesulitan masyarakat setempat dalam menemukan pangkalan elpiji bersubsidi tiga kilogram atau gas melon dan harga eceran tertinggi (HET) yang tertera pada satu pangkalan di Aceh Tenggara.
Ia menjelaskan, bahan bakar sebagai pengganti minyak tanah yang terdapat di 84 pangkalan tersebut disalurkan oleh kedua agen, yakni PT Gasta Mulyo dan PT Minanda Desky Jaya.
Sementara HET gas melon yang disubsidi pemerintah ini bagi warga di Aceh bagian Tengah berbatasan dengan Kabupaten Karo, Sumatera Utara paling mahal Rp20 ribu per tabung.
"Jadi untuk harga dari agen ke pangkalan itu Rp18.000 per tabung, dan HET pangkalan ke masyarakat Rp20.000 per tabung," kata dia.
Data PT Pertamina (Persero) MOR I Aceh menyebut, ketahanan suplai dan stok LPG bersubsidi di wilayah ini ditunjang dengan keberadaan 65 agen, dan 2.416 pangkalan tersebar di 23 kabupaten/kota.
"Ini (Rp20.000 per tabung), harga tertinggi bila warga memperoleh dari pangkalan. Tidak boleh lebih dari HET itu," tegas Rizky.
Dasimah (45), ibu rumah tangga di Desa Lawe Dua, Bukit Tusam, Aceh Tenggara, mengaku, hingga kini dirinya kesulitan dalam memperoleh LPG bersubsidi tiga kilogram sesuai HET.
Menurut dia, masyarakat di daerah itu selama ini cuma mendapatkan gas melon di tingkat pedagang pengecer dengan harga berkisar antara Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per tabung.
"Seperti tadi baru kami beli, dan bukan di satu tempat pengecer seharga Rp28.000 per tabung," ujar warga lain di Aceh Tenggara, Togop (51).