Jakarta (ANTARA) - Pasukan gabungan TNI-Polri masih bertahan di depan gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI meski situasi di persimpangan depan Bawaslu ke arah Monas terus memanas, Rabu malam.
Dari pantauan, massa yang terkonsentrasi di Jalan MH Thamrin arah Monas dan Jalan Wahid Hasyim belakang Sarinah masih melakukan serangan pada aparat keamanan dengan menggunakan batu, petasan, dan bom molotov, bahkan ada juga dengan ketapel berpeluru kelereng.
Kelereng tersebut bahkan mampu mencapai jembatan Penyeberangan Sarinah di depan Bawaslu.
Terlihat juga massa membakar sejumlah spanduk yang mereka tempelkan di kawat barikade dan juga melakukan pembakaran berbagai barang yang mereka bawa di tengah jalan mulai kayu hingga ban.
Baca juga: Polisi tetapkan koordinator relawan Prabowo di Aceh sebagai tersangka
Baca juga: Polisi: Pelaku kericuhan disuruh dan dibayar
Terlihat di jalan ke arah sisi Bawaslu, ada tujuh titik api dan di arah Jalan Wahid Hasyim belakang Sarinah ada dua titik api.
Kendati keadaan beberapa kali memanas dengan serangan dari massa pada pasukan keamanan dan asap hitam mengepul tinggi, pasukan Brimob yang menjadi garda terdepan memilih bertahan di depan Bawaslu.
"Jangan teman-teman, jangan memprovokasi kami juga manusia ini mau pergantian garis depan, tolong hentikan lemparan dan serangan kami akan bertahan di Bawaslu . Pada pasukan jangan terprovokasi, tetap dalam barisan," kata sumber suara di mobil komando.
Bentrokan tersebut terpantau terjadi sejak 19:30 WIB, hingga berita ini ditulis bentrokan belum juga reda.
Baca juga: Presiden Jokowi meninggalkan Istana Bogor
Baca juga: Wiranto: Penangkapan mantan Danjen Kopassus terkait senjata gelap dari Aceh
Pasukan gabungan masih bertahan di Bawaslu, massa gunakan ketapel
Rabu, 22 Mei 2019 21:34 WIB