Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Plh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono mengemukakan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) awal Mei 2017 sebagai upaya pemerintah untuk mendorong terwujudnya kedaulatan pangan.
Oleh karenanya, pada Penas KTNA yang berlangsung di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar itu akan menampilkan produk-produk unggulan dari seluruh Tanah Air yang berorientasi pada kedaulatan pangan, katanya di sela-sela kegiatan Rapat Koordinasi Panitian Penas KTNA di Banda Aceh, Rabu.
Dikatakan, selain produk-produk unggulan yang berorientasi kedaulan pangan, antara lain jagung, kacang kedele, kacang tanah, padi, dan sapi, pada Penas KTNA yang dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh itu juga akan menampilkan alat-alat pertanian modern.
"Kita ingin mengubah image dari petani yang tradisional ke petani modernisasi, sehingga ke depan pertanian di Tanah Air lebih maju lagi," katanya.
Untuk mendukung modernisasi pertanian, kata Momon, Pemerintah akan membantu peralatan pertanian, mulai dari proses penanaman, pemeliharanaan, panen sampai pascapanen, sehingga hasil produksinya mudah dipasarkan dengan harga yang bersaing.
Selain itu, kata Momon, Penas KTNA yang bertemakan "Penguatan Kelembagaan Tani" juga bertujuan menumbuhkembangkan petani melalui kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan kelembagaan ekonomi tani, sehingga daya tawar petani bisa meningkat.
Dengan adanya media kelembangaan ini, kata Momon lagi, akan muncul kelompok usaha untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
"Pada era sekarang ini, petani tidak bisa berdiri sendiri, karena banyak sekali keterbatasannya, terutama lahan, tapi dengan adanya kelompok, maka bisa disatukan menjadi sebuah usaha yang pada gilirannya meningkatkan ekonomi petani dan kesejahteraan mereka," katanya.
Kegiatan ini juga pemerintah berharap agar motivasi dan kegairahan petani nelayan serta masyarakat pelaku agribisnis lebih meningkat lagi dalam pembangunan sistem dan usaha yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menguntungkan.
Dikatakan, Penas Petani Nelayan merupakan metode penyuluhan akbar yang digagas oleh para tokoh tani nelayan sejak tahun 1971.
Forum ini merupakan sarana bertemunya petani nelayan dan petani hutan untuk saling belajar mengajar, bertukar informasi, pengalaman serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerjasama antara para petani nelayan dan petani hutan, peneliti, penyuluh, pihak swasta dan pemerintah.
Sarana ini dapat membangkitkan semangat dan tanggung jawab serta kemandirian sebagai pelaku utama pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
Direncanakan Penas XV akan dibuka dan diresmikan oleh Presiden RI dan dihadiri oleh sekitar 35.000 orang peserta, yang terdiri dari perwakilan petani, nelayan, dan petani hutan seluruh Indonesia, Petani ASEAN dan Mitra Asean, Asosiasi dan Organisasi Profesi Pertanian, Penyuluh, Peneliti, Aparatur, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dalam rapat koordinasi ini seluruh bidang/seksi memaparkan laporan perkembangan persiapan kegiatan tersebut. Acara akan dilanjutkan dengan peninjauan lapangan yang terdiri dari Stadion Harapan Bangsa Lhong Raya Banda Aceh, Lokasi Gelar Teknologi, Gedung-gedung pelaksanaan acara serta lokasi pemondokan.
Rangkaian acara yang akan berlangsung selama kegiatan Penas antara lain Rembug Madya dan Rembug Utama, Temu Profesi, serta Temu Sukses Petani dan Penyuluh, Temu Petani ASEAN dan Mitra dimana ajang ini dapat digunakan mengembangkan kemitraan dan membuka perdagangan produk pertanian diantara petani ASEAN.
Selain itu ada pula kegiatan Kemitraan Usaha dan Jaringan Informasi Agribisnis berupa pameran, expo, promosi dan pasar lelang hasil pertanian dan Pengembangan Teknologi dan Kualitas Produksi Agribisnis, berupa Gelar dan Temu Teknologi yang menjadi "show window " inovasi teknologi.
Diharapkan seluruh petani-nelayan dan organisasi petani dapat memanfaatkan forum ini untuk mengembangkan kemitraan agribisnis yang berdaya saing, sekaligus untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah yang terkait dengan pengembangan agribisnis di perdesaan serta mewujudkan kemandirian dan kedaulatan petani.