Banda Aceh (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memberi pelayanan pemeriksaan gigi gratis untuk masyarakat di Provinsi Aceh, dalam upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut.
"Tingkat kepedulian masyarakat kita terhadap kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah," kata Dekan FKG Unsyiah Cut Soraya di sela-sela pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional di Banda Aceh, Senin.
Dia menyebutkan prevalensi karies gigi di Indonesia tergolong sangat tinggi, sehingga dianggap menjadi persoalan yang sangat krusial untuk dicegah bagi kesehatan gigi dan mulut.
Kata dia data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa 88,8 persen masyarakat Indonesia memiliki permasalahan gigi berlubang, sementara di Aceh menunjukkan masyarakat yang mengalami karies gigi mencapai 80 persen.
"Sehingga kita rasa perlu untuk kita buat suatu kegiatan agar dapat berbagi informasi edukasi dan pemeriksaan serta pengobatan gigi dasar," katanya.
Dalam kegiatan itu memberikan pelayanan berupa penyuluhan dan sikat gigi bersama anak, penambalan gigi sederhana dewasa dan anak, pencabutan gigi dewasa dan anak, pembersihan karang gigi, serta pencegahan gigi berlubang untuk anak.
Ia mengatakan selama ini FKG Unsyiah rutin melakukan bakti sosial sekali dalam satu semester, guna memberi pelayanan gratis kepada masyarakat, seperti yang telah dilakukan di Banda Aceh, Aceh Utara, Pidie, Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Kata dia prevalensi penyakit karies gigi di sejumlah kabupaten/kota di provinsi paling barat Indonesia tersebut tergolong sama yakni menempati angka rata-rata 80 persen. Menurutnya kini ketersediaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Aceh cukup memadai.
"Namun kendala mungkin distribusi dokter gigi yang belum merata di seluruh Indonesia ya, khususnya Aceh. Ada juga Puskesmas memiliki fasilitas pelayanan kesehatan gigi namun dokter giginya tidak tersedia," katanya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik Unsyiah Prof Marwan mengatakan permasalahan kesehatan gigi dan mulut secara nasional sangat krusial, bahkan lebih dari 90 persen anak berumur lima tahun telah mengalami gigi berlubang.
"Berarti mereka akan membawa permasalahan gigi ini ketika mereka remaja, dewasa, bahkan hingga tua. Karena itu penting sekali kita tingkatkan kepedulian anak-anak kita terhadap kesehatan gigi dan mulut ini," katanya.