Jakarta (ANTARA) -
PT TransJakarta berkomitmen kuat untuk menjamin bahwa seluruh bus listrik yang akan dioperasikan di Jakarta merupakan armada angkutan umum yang kuat dan tidak bermasalah secara teknis, sehingga uji coba yang sedang berjalan, dilakukan secara sangat ketat dan terkontrol.
Kepala Divisi Teknik dan Pengembangan Bus Listrik PT TransJakarta Ery Priwan mengatakan pihaknya secara ketat melakukan uji coba terhadap bus listrik di Jakarta untuk memastikan kendaraan tersebut benar-benar aman dan nyaman untuk pengemudi dan penumpang.
"Sebelum mengadakan uji coba di jalan raya, kami sudah melakukan prauji coba di wilayah yang tidak padat kendaraan seperti di Taman Monas dan Taman Mini Indonesia Indah/TMII dan ternyata hasilnya bus tersebut laik untuk diuji coba di jalan raya," kata Ery dalam diskusi virtual Harmonisasi Regulasi Kendaraan Listrik di Jakarta, Rabu.
Uji coba bus listrik yang dilakukan pada rute EV1 Balai Kota-Blok M (pergi-pulang) mulai Senin (6/7) selama tiga bulan ditujukan untuk menghasilkan rekomendasi bagi operator bus dan Dinas Perhubungan DKI terkait pengadaan
Dalam uji coba ini bus akan beroperasi secara bertahap dimulai dengan durasi 10 jam hingga 17 jam selayaknya bus-bus TransJakarta yang saat ini melayani penumpang.
Dia mengatakan uji coba dilakukan secara ketat untuk menjamin bahwa kendaraan listrik tersebut benar-benar aman dan laik jalan sebagai angkutan umum di Jakarta.
Ada dua indikator dalam uji coba bus listrik yang dilakukan oleh TransJakarta. Pertama melihat kemampuan kendaraan ramah lingkungan itu beroperasi sesuai standar pelayanan yang dimiliki oleh BUMD DKI Jakarta itu, dan kedua mengukur kondisi bus listrik dari perawatan yang dilakukan berkala baik oleh operator maupun TransJakarta selaku pengelola layanan.
"Kami juga akan monitoring perawatan, setiap unit pasti ada manual service book. Dari situ kami akan melihat apakah itu (bus listrik) bisa digunakan di Jakarta. Karena jalan di Jakarta punya problem macet, panas, temperaturnya tinggi," kata Ery.
Dari kedua aspek yaitu waktu operasional dan perawatan, nantinya TransJakarta dapat mengukur jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kendaraan umum ramah lingkungan itu.
Jika beberapa standar telah dipenuhi, di antaranya sertifikasi uji tipe, surat registrasi uji tipe, BPKB, dan STNK maka bus listrik tersebut sudah dapat melaju di jalan raya Ibu Kota.
Jadi pelopor
Di tempat terpisah, Direktur Utama PT Bakrie Autoparts Dino A. Riyandi, mengatakan perusahaan sejak awal mempunyai keinginan untuk menjadi pelopor industri kendaraan listrik sebagai sarana angkutan masal masyarakat.
Keinginan ini timbul karena menilai kebutuhan atas sarana angkutan kendaraan listrik sudah sangat mendesak mengingat sejumlah kota besar di Indonesia, terutama di Jakarta mempunyai tingkat polusi yang sangat tinggi.
Selain itu Jakarta merupakan salah satu kota di dunia yang memiliki masalah kemacetan lalu lintas yang terburuk, dan Indonesia adalah salah satu penandatangan United Nations Paris Accord tenang Climate Change sehingga harus dipastikan bahwa sampai dengan 2025 pihaknya sudah mengimplementasikan minimal 23 persen dari transportasi publik sudah berbasis energi terbarukan (New Renewable Energy)
"Peluncuran proses uji coba dari bus listrik kita yang dilakukan Trans Jakarta dilakukan dalam rangka proses verifikasi dan validasi mengenai pengoperasian bus listrik ini," katanya. Rencananya PT TransJakarta akan mulai mengoperasikan 100 bus listrik di tahun ini.
Terjunnya Bakrie Autoparts ke industri kendaraan listrik di Indonesia tentunya diiringi dengan rencana industrialisasi yang bisa memenuhi kebutuhan kandungan lokal kendaraan lokal seperti yang telah digariskan oleh Perpres 55 tahun 2019.
Perusahaan hanya mengimpor bus dalam keadaan utuh (CBU) untuk kepentingan promosi dan proses uji coba. Untuk selanjutnya, bus listrik Bakrie Autoparts yang akan beroperasi secara komersial di Indonesia akan memiliki kandungan local seperti yang telah digariskan oleh peraturan pemerintah.
Uji coba bus listrik dilakukan secara ketat
Rabu, 29 Juli 2020 16:04 WIB