Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mendukung pengolahan sampah organik menjadi pupuk hayati cair dengan teknologi biokonversi yang memanfaatkan larva maggot.
"Saya saat ini mendorong pupuk hayati ini sebagai alternatif dari pengolahan limbah," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam seminar virtual Inovasi Ekonomi Sirkular dan Produk Inovasi Biokonversi, Jakarta, Jumat.
Maggot adalah belatung atau larva dari lalat Black Soldier Fly, yang dapat menguraikan sampah organik.
Menristek Bambang menuturkan pengolahan limbah menjadi pupuk hayati cair tersebut terbilang unik karena menggunakan larva maggot.
Dalam praktiknya, larva maggot mengkonsumsi limbah. Kemudian, larva mengeluarkan cairan yang menjadi sumber yang diolah sedemikian rupa menjadi pupuk hayati cair. Selanjutnya, pupuk hayati itu dikemas dalam bentuk botolan dan disebarkan ke seluruh penjuru Tanah Air.
Pengolahan sampah organik menjadi pupuk hayati cair dikerjakan oleh PT Bio Konversi Indonesia.
Pada seminar itu, Direktur Utama PT Bio Konversi Indonesia Isra Darma mengatakan kotoran yang dihasilkan larva maggot yang diberi makan sampah organik, dapat diolah menjadi pupuk hayati organik cair dan pakan ternak protein tinggi.
Isra menuturkan pupuk hayati cair tersebut memiliki manfaat antara lain meremajakan kesuburan tanah, meningkatkan kemampuan daun untuk memompa nutrisi dari akar, dan meningkatkan produktivitas tanaman.
PT Bio Konversi Indonesia dapat memproduksi sebanyak 1,5 juta liter pupuk hayati organik cair per bulan, yang mengisi sebagian kebutuhan pupuk di Tanah Air.
Menristek dukung pengembangan pupuk hayati dari sampah
Jumat, 12 Maret 2021 20:07 WIB