"Mereka sudah dipulangkan ke rumah masing-masing untuk menjalani rawat jalan, karena luka bakar dialami korban tidak begitu parah,” kata Camat Ranto Peureulak Mukhtardin di Aceh Timur, Minggu.
Ia mengatakan awalnya, kedua korban dirawat di UPT Puskesmas Ranto Peureulak, tetapi sehari disana memutuskan untuk menjalani rawat jalan.
Keduanya yakni Zainuddin (38) asal Blang Barom, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Selanjutnya, Deni Kurniawan (49) asal Desa Buket Pala, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
"Keduanya mengalami luka bakar antara 20 hingga 30 persen, baik di bagian tangan, maupun tangan kaki," kata Mukhtardin.
Mukhtardin mengatakan sumur minyak yang meledak dan terbakar tersebut milik masyarakat yang penyulingannya dikelola secara tradisional
Menurut dia, masyarakat sempat melihat ketika sumur minyak terbakar. Api semakin lama semakin membesar, sehingga warga menghubungi damkar untuk pemadaman.
“Kebakaran terjadi Sabtu (19/3) sekira pukul 02.05 WIB. Api berhasil dipadamkan pukul 05.28 WIB atau menjelang shalat subuh," kata mantan Kabag Humas Setdakab Aceh Timur itu.
Atas musibah yang terjadi di wilayah kerjanya, Camat Ranto Peureulak mengaku sudah melaporkan ke pimpinan dan berkoordinasi dengan muspika. Pihaknya berharap agar persoalan di sana segera mendapat solusi agar tidak berjatuhan korban yang lebih banyak.
“Perlu turun dinas terkait, sehingga korban tidak berjatuhan lebih banyak lagi. Apalagi dalam dua pekan terakhir telah mengakibatkan tiga pekerja meninggal dunia dan dua lainnya mengalami luka bakar,” kata Mukhtardin.
Sebelumnya, kebakaran sumur minyak tradisional milik masyarakat kembali terjadi di Desa Mata Ie, Ranto Peureulak, Aceh Timur, Sabtu (19/3) sekira pukul 02:05. Akibatnya, dua orang mengalami luka bakar. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.