Meulaboh (ANTARA Aceh) - Produksi minyak mentah di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Karya Tanah Subur (KTS) di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengalami kemerosotan kisaran 7,5 persen akibat pengaruh cuaca.
Administratur PT KTS Prihadi di Meulaboh, Minggu, mengatakan, produktivitas perkebunan mereka dari 21 ton/hektare turun rata-rata menjadi 19 ton/hektare sehingga mempengaruhi daya ekspor minyak mentah (CPO) dari daerah itu.
"Untuk produksi saja kami pada pekan ini sudah 230-an ton perhari, biasanya kami dalam kondisi sehat berproduksi rata-rata 400 ton perhari. Ini juga berpengaruh sehingga managemen melakukan beberapa efesiensi," katanya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers usai buka puasa bersama sejumlah wartawan di Meulaboh Aceh Barat, kegiatan tersebut dimanfaatkan managerial Gruop PT Astra Agro Lestari Tbk ini untuk menceritakan kondisi perekonomian perusahaan pengolah Crude Palm Oil di Indonesia.
Prihadi menjelaskan, disisi lain kondisi tersebut berakibat pada jatuhnya harga CPO yang dieskpor pihaknya keluar negeri, harga minyak mentah mereka dijual Rp7.600/kg turun dari harga pekan pertama bulan Juni seharga Rp8.400/kg.
"Mendekati lebaran Idul Fitri 1437 Hijriah ini kayaknya harga CPO semakin turun karena permintaan dari luar atau pasar semakin berkurang. Perusahaan kami biasanya eskpor minyak ke China, India, kalau eropa sangat sedikit,"katanya.
Sementara itu Humas PT Astra Agro Lestari Tbk Arif Winarno dalam siaran persnya kepada wartawan menjelaskan, bahwa kondisi tersebut bukan hanya dialami oleh satu anak perusahaa group Astra, namun hampir seluruh perusahaan menghadapi demikian.
Arif menjelaskan, penurunan produksi telah mendorong naiknya harga CPO di pasar dunia, itu terjadi pada pada April 2016, harga rata-rata CPO waktu itu US$ 713,1 per metrik ton, naik 4,6 persen dibandingkan harga rata-rata pada Maret yaitu US$ 681,8 per metrik ton.
"Harga minyak sawit terus terkerek karena penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia sebagai akibat dari pengaruh El Nino tahun lalu yang menyebabkan permintaan di pasar global menjadi tinggi,"jelasnya.
Dia merincikan, volume ekspor minyak sawit Indonesia pada April 2016 tercatat naik 20 persen, yakni dari 1,74 juta ton pada Maret 2016 naik menjadi 2,09 juta ton pada April 2016.
Sehingga kinerja ekspor minyak sawit Indonesia selama catur wulan pertama 2016 mencapai 8,23 juta ton atau naik 4,5 persen dibandingkan priode yang sama pada tahun 2015 yaitu sebesar 7,88 juta ton.
Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari Tbk terus mendorong peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) Indonesia seiring terjadinya kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia akibat penurunan produksi disemua sentra produksi.