Banda Aceh (ANTARA) - PLN UID Aceh menyalurkan bantuan masa panik untuk korban terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang dalam upaya membantu meringankan beban warga.
“Kami hadir disini merupakan salah satu kesiapsiagaan dalam menanggapi peristiwa yang terjadi, di mana selain mempersiapkan pemulihan jaringan juga turut hadir untuk membantu meringankan beban yang dialami oleh para korban yang terdampak banjir,” kata General Manager PLN UID Aceh , Parulian Noviandri di Aceh Tamiang, Senin.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menyerahkan langsung bantuan masa panik kepada korban terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.
Ia menjelaskan bantuan ini merupakan gerak cepat dan tanggapnya PLN terhadap bencana banjir yang terjadi.
Adapun bantuan yang diberikan melalui program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli terdiri dari beras 1.950 kilogram, minyak goreng 390 kilogram, mie instan 390 Duz, Sarden 970 kaleng, dan popok bayi 50 bungkus.
Dalam penyaluran bantuan masa panik kepada korban banjir di Kabupaten Aceh Tamiang,General Manager PLN UID Aceh , Parulian Noviandri turut didampingi Jajaran Manajemen dari PLN UID Aceh SRM Distribusi, Eddi Saputra, Pejabat Pengendalian K3L dan Keamanan Ruli Rizaluddin, Asman TJSL Rahmad Ardiansyah, Manajer PLN UP3 Langsa Andi Seno Hendriatmoko dan Manajer ULP Kuala Simpang Zulham.
Tanggap darurat penanganan sistem kelistrikan dan penyerahan bantuan masa panik untuk korban banjir oleh PLN UID Aceh mendapat apresiasi dari PJ Gubernur Aceh dan Bupati Aceh Tamiang.
Bupati Aceh Tamiang, Mursil menyampaikan terima kasih dan memberi dukungan penuh atas tindakan PLN dalam menjaga kelistrikan di Aceh Tamiang serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir.
"Terima kasih kepada PT PLN yang sudah mendukung masyarakat Aceh Tamiang saya selaku Bupati Aceh Tamiang mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PLN yang sudah mendukung kita memberikan bantuan berupa logistik dan yang paling penting adalah selama musibah banjir di Aceh Tamiang hampir 90 persen listrik di Aceh Tamiang menyala, sehingga komunikasi tidak terganggu," kata Mursil.