Kualasimpang (ANTARA Aceh) - Masyarakat yang didukung PT Bakau Bina Usaha melakukan penanaman 30 ribu lebih bibit tanaman bakau (mangrove) di areal hutan produksi seluas 50 hektare di wilayah pesisir Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
Kepala Operasional PT Bakau Bina Usaha (BBU), Prayetno di Kualasimpang, Selasa menyatakan, kegiatan penanaman tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan keanekaragaman hayati biota bakau yang saat ini sudah nyaris punah.
"Jadi, usaha penanaman bibit bakau ini untuk mengembalikan fungsi hutan bakau serta merealisasikan kegiatan usaha perusahaan dengan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kehutanan," ujar dia.
Menurutnya, dalam pelaksanaan kegiatan ini investasi penanaman semuanya dibebankan kepada perusahaan, sementara lahan penanaman untuk Kabupaten Aceh Tamiang seluruhnya berkisar 9.794 hektare tersebar di Kecamatan Manyak Payed, Bendahara, Banda Mulia dan Kecamatan Seruway.
"Penanaman sudah berjalan berkisar 100 hektare dan selain di Kecamatan Manyak Payed sebelumnya juga telah dilakukan penanaman di Kampung Lubuk Damar, Kecamatan Seruway sebanyak 60 ribu bibit bakau," katanya.
Ia menambahkan, pola yang dijalankan perusahaan lebih mengedepankan pengelolaan tanaman bakau usaha berbasis pemeberdayaan masyarakat sekitar hutan.
Pihak perusahaan mengajak peran serta masyarakat untuk berperan menanam, memelihara hingga sampai memanen, bahkan pada saat pemanenan juga dilegalitaskan oleh PT BBU, kemudian hasil produksi kayu bakau menjadi kayu arang nantinya dijualkan untuk perusahaan.
Namun, saat disinggung persoalan harga beli kayu arang milik masyarakat oleh perusahaan, Prayetno secara tegas mengatakan, pihaknya tetap mengikuti harga pasar dan masyarakat dapat menjual langsung ke perusahaan tanpa perantara atau agen.
"Tentunya hal ini sebagai sirkulasi investasi dan prinsipnya perusahaan wajib membayarkan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan Reboisasi Hutan Bakau (RB) yang sustainable pengelolaan hutan bakau," sebut Prayetno.
Dia menambahkan, rencana program kerja PT BBU tersebut baru dimulai pada Mei 2016 dan saat ini masih tahap penanaman belum masuk tahapan usaha (produksi).
"Untuk menuju hasil produksi kita akan mengikuti hasil evaluasi penanaman dari Pemerintah Aceh melalui Dinas Kehutanan Aceh karena itu perlu penguatan bagi masyarakat tentang budi daya bakau," terangnya.