Meulaboh (ANTARA Aceh) - Dewan Kesenian Kabupaten Aceh Barat meluncurkan satu buku berjudul "Pasie Karam" yang menuangkan sejarah lahirnya Meulaboh sebagai salah satu ibu kota kabupaten tertua di barat selatan Provinsi Aceh.
Bupati Aceh Barat H T Alaidinsyah di Meulaboh, Sabtu, menyampaikan, buku "Pasie Karam" merupakan sebuah referensi penting dan sebagai dokumen penting menceritakan sejarah panjang daerah yang kini bernama Kabupaten Aceh Barat itu.
"Semoga dengan hadirinya buku tentang Pasie Karam yang memuat tempat sejarah dan para tokoh pemrakarsa dapat diketahui dan diwariskan kepada anak cucu kita kedepan untuk mengisi pembangunan," sebutnya dalam sambutan saat membuka acara temu penyair nunsantara di aula setdakab.
Peluncuran buku Pasie Karam ini dilakukan dalam acara temu penyair nusantara yang dihadiri seratusan seniman lokal dan dari luar Aceh yang merupakan rangkaian kegiatan pada Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB) ke-II tahun 2016.
Pada acara tersebut juga dilakukan diskusi, baca puisi serta bedah buku yang dihadiri oleh seniman lokal dan nasional serta tamu kehormatan dari pulau Jawa yakni Prof Dr Abdul Hadi MW, yang merupakan guru besar Universitas Paramadina sekaligus sastrawan, budayawan dan ahli filsafat Indonesia.
Alaidinsyah berharap, kehadiran para seniman yang tergabung dalam penyair nusantara di Bumi Teuku Umar itu dapat menjadi sebuah nuansa baru bagi tumbuh kembangnya aktivitas seniman dan sastrawan dalam mengukir budaya daerah itu.
"Kami sangat menyambut baik kegiatan temu penyair nusantara ini, semoga kegiatan ini mempererat silaturahmi bagi seluruh masyarakat, terutama bagi para seniman agar terus berkarya lebih baik," sebutnya.
Pada kesempatan tersebut Alaidinsyah juga menjelaskan terkait pelaksanaan PKAB yang digelar dua tahun sekali, acara tersebut merupakan hajat besar dari pemerintah bersama masyarakat dalam upaya melestarikan nilai budaya sebagai identitas.
Pada hari keenam pelaksanaan PKAB ke-II Aceh Barat ini dimeriahkan dengan acara pawai budaya dan kendaraan hias dari kalangan pelajar hingga SKPK sebagai referensi visual yang ditampilkan secara langsung untuk mengambarkan adat dan budaya lokal setempat.
Peserta pawai di lepas di Halaman Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh dan finis di lokasi pentas utama PKAB Lapangan Teuku Umar, disana juga dilakukan acara "Khanduri Rakyat", tamu undangan bersama peserta makan bersama-sama.